Nasib Tarif Resiprokal Trump 32 Persen, Wamendag Roro: Tunggu Bulan Depan

Nasib Tarif Resiprokal Trump 32 Persen, Wamendag Roro: Tunggu Bulan Depan

Iwan Medium.jpeg

Senin, 14 Juli 2025 – 21:22 WIB

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menemui Menteri Perdagangan (Mendag) Amerika Serikat (AS), Howard Lutnick dan Ketua Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Jamieson Greer, Jakarta, Kamis (10/7/2025). (Foto: ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian).

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menemui Menteri Perdagangan (Mendag) Amerika Serikat (AS), Howard Lutnick dan Ketua Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Jamieson Greer, Jakarta, Kamis (10/7/2025). (Foto: ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Hasil negosiasi tarif resiprokal 32 persen dari pemerintah AS, kemungkinan baru diketahui hasilnya pada bulan depan. Apakah Presiden AS, Donald Trump menurunkan besaran tarifnya atau malah tetap 32 persen.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti memintah seluruh pihak untuk bersabar menunggu hingga Agustus 225. Tak perlu mengelar spekulasi yang bisa memperkeruh suasana.

“Mohon ditunggu dalam waktu satu bulan ke depan, kita akan melihat bagaimana (hasil keputusannya). Apakah akan ada perubahan, atau bagaimana hasilnya nanti,” kata Wamendah Roro di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (14/7/2025).

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, penerapan kebijakan tarif resiprokal 32 persen yang diumumkan Presiden Trump untuk seluruh produk asal Indonesia, ditunda.

Padahal, sebelumnya, Presiden Trump mengumumkan tetap memberlakukan tarif resiprokal 32 persen untuk seluruh produk Indonesia yang masuk pasar AS, mulai 1 Agustus 2025.

Namun, Wamendag Roro memastikan, pemerintah Indonesia tetap berupaya menjalin komunikasi dan negosiasi agar tarif resiprokal itu diturunkan. Kalau perlu hingga nol persen.

“Memang terkait mengenai tarif, kemarin Pak Menko Perekonomian sudah ke Amerika Serikat untuk melakukan tindak lanjut terhadap surat yang telah dikirimkan oleh Presiden Trump, dan kembali lagi, kita mengedepankan negosiasi dan komunikasi,” kata Wamendag Roro.

Dalam periode penundaan yang nantinya diharapkan menjadi finalisasi penyelarasan antara kedua negara, dia mengingatkan pentingnya Indonesia untuk membuka akses perdagangan luar negeri.

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan adalah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang rampung setelah 10 tahun lamanya kedua pihak bernegosiasi.

Kemitraan IEU-CEPA ini diharapkan akan membawa peluang ekonomi yang besar bagi kedua pihak, terutama dengan Indonesia yang berperan menjadi negara pemasok komoditas untuk transisi ekonomi hijau.

“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita memperluas pasar luar negeri. Jadi hari ini pun menjadi momen yang sangat baik karena Pak Presiden Prabowo Subianto di Brussel (Belgia) bertemu dan menyampaikan mengenai Indonesia-EU-CEPA yang menjadi pasar baru kita untuk kita optimalkan ke depannya. Ini juga menjadi kabar baik, kita akan selalu menggenjot pasar luar negeri kita ke depannya,” ujar Wamendag Roro.

Topik
Komentar

Komentar