Nego Tarif Trump tak Berpengaruh, Rupiah Terpantau Masih Tertekan

Nego Tarif Trump tak Berpengaruh, Rupiah Terpantau Masih Tertekan


Analis mata uang dan komoditas dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) masih melemah imbas tarif impor oleh Presiden Donald Trump atau yang populer disebut tarif Trump.

“Rupiah kemungkinan masih lemah atau tertekan. Untuk hari ini saja, mata uang regional pada umumnya menguat terhadap US$, namun sebenarnya masih tertekan atau melemah dampak kekhawatiran kebijakan proteksionisme Trump,” ujar Lukman dihubungi inilah.com, Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Meskipun begitu, tekanan kemungkinan sedikit mereda lantaran Trump menunda sementara tarif impor selama 90 hari. Dia memprediksi Rupiah lemah, namun masih di bawah level Rp17.000.

“Untuk saat ini tekanan sedikit mereda oleh harapan pada Trump untuk lebih melonggarkan kebijakan tarifnya. Rupiah walau masih lemah namun diperkirakan masih akan di bawah Rp17.000, didukung intervensi Bank Indonesia,” kata dia.

Sebelumnya pada Senin (14/4/2025), penguatan Rupiah terhadap US$ dinilai terbatas karena tidak mencapai 50 basis points (bps). Hal ini menandakan Rupiah masih rapuh akibat tekanan US$. Padahal, indeks dolar AS turun lumayan dalam ke level 100 yang tak pernah disentuh sebelumnya sejak Juli 2023.

Sentimen negatif juga berasal dari internal perekonomian Indonesia yang mungkin dipandang pasar masih belum cukup untuk menopang penguatan kurs Rupiah.

Di sisi lain, pasar masih merespon positif relaksasi kebijakan Trump. Mulai dari mengecualikan produk-produk elektronik China dari tarif sebesar 145 persen, hingga penangguhan kebijakan tarif di atas batas dasar 10 persen selama 90 hari kepada 75 negara.

“Sebagian indeks saham Asia terlihat positif pagi ini,” kata Lukman. 

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta (15/4/2025) menguat sebesar 6 poin atau 0,03 persen menjadi Rp16.781/US$ dari sebelumnya Rp16.787/US$.

Komentar