Norwegia Tarik Investasi dari 11 Perusahaan Israel, Ini Alasannya

Norwegia Tarik Investasi dari 11 Perusahaan Israel, Ini Alasannya


Pemerintah Norwegia mengambil langkah tegas. Mereka bakal menarik seluruh investasinya dari 11 perusahaan Israel. Keputusan ini diambil setelah terungkapnya aliran dana investasi negara ke sebuah perusahaan mesin jet Israel, Bet Shemesh Engines Ltd (BSEL), selama periode 2023-2024.

Langkah strategis ini diumumkan oleh Norges Bank Investment Management (NBIM), pengelola dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund Norwegia. Menurut Kepala NBIM Nicolai Tangen, keputusan ini merupakan respons langsung terhadap situasi luar biasa yang terjadi di kawasan tersebut.

“Situasi di Gaza adalah krisis kemanusiaan yang serius. Kami berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negara yang sedang perang,” kata Tangen, seperti dilansir dari AFP, Selasa (12/8/2025). Ia menambahkan, kondisi di Tepi Barat dan Gaza belakangan ini kian memburuk.

Sebagai informasi, dana kekayaan Norwegia berasal dari keuntungan besar ekspor energi. Dana yang juga dikenal sebagai ‘dana minyak’ ini merupakan yang terbesar di dunia dengan total nilai mencapai US$1,9 triliun. Dana raksasa ini memiliki investasi yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Terbongkarnya investasi ke BSEL bermula dari laporan harian Aftenposten. Laporan itu menyebutkan, dana investasi Norwegia mengalir ke Bet Shemesh Engines Holdings, perusahaan yang memproduksi suku cadang untuk mesin jet tempur Israel.

Laporan ini sontak memicu reaksi dari Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store, yang kemudian meminta Menteri Keuangan untuk segera meninjau masalah ini.

NBIM menjelaskan, pada paruh pertama 2025, mereka berinvestasi di 61 perusahaan Israel. Dari jumlah itu, 11 perusahaan tidak masuk dalam ‘indeks acuan ekuitas’ yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Indeks ini berfungsi sebagai standar untuk mengukur kinerja dana kekayaan negara.

Dalam pernyataan resminya, NBIM mengumumkan telah memutuskan untuk menjual seluruh investasi di perusahaan-perusahaan Israel yang tidak termasuk dalam indeks acuan. Penjualan ini akan dilakukan sesegera mungkin.

NBIM juga menegaskan, mereka sudah lama memberikan perhatian khusus kepada perusahaan yang terkait dengan perang dan konflik.

Sejak tahun 2020, NBIM sudah menghubungi lebih dari 60 perusahaan untuk membahas isu ini. Sebanyak 39 di antaranya terkait dengan situasi di Tepi Barat dan Gaza. Pemantauan terhadap perusahaan Israel pun telah diintensifkan sejak musim gugur 2024.

Hasilnya, beberapa investasi di perusahaan-perusahaan Israel telah dijual sebelum keputusan terbaru ini dibuat.

 

Komentar