Nyaris 10 Persen Penduduk Dunia Terancam Kelaparan, Retno Marsudi Buka Fakta Mengejutkan!

Nyaris 10 Persen Penduduk Dunia Terancam Kelaparan, Retno Marsudi Buka Fakta Mengejutkan!

Ikhsan Medium.jpeg

Senin, 21 Juli 2025 – 01:02 WIB

Mantan Menteri Luar Negeri RI yang kini jadi Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi, saat berbicara dalam acara KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025). (Foto: RRI)

Mantan Menteri Luar Negeri RI yang kini jadi Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi, saat berbicara dalam acara KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025). (Foto: RRI)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Mantan Menteri Luar Negeri RI yang kini jadi Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi, baru saja membongkar fakta yang bikin miris: nyaris 10 persen atau tepatnya 9,1 persen penduduk dunia saat ini kelaparan!

“9,1 persen, atau hampir 10 persen, penduduk dunia mengalami kelaparan,” ungkap Retno dalam acara KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Ia langsung mengaitkan masalah genting ini dengan target global Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin kedua: Zero Hunger. Targetnya jelas, mengakhiri kelaparan, mewujudkan ketahanan pangan dan gizi yang baik, plus mempromosikan pertanian berkelanjutan.

Waktu Mepet, Target Jauh Panggang dari Api!

Yang bikin tambah pusing, tenggat waktu pencapaian SDGs makin mepet! “Pada saat kita bicara SDGs 2030 berarti kita hanya memiliki 5 tahun untuk mencapai tujuan dari target SDGs,” tegas Retno. Pertanyaannya, di mana posisi kita sekarang?

“Data mengatakan kita baru mencapai 17 persen dari tujuan yang pada tingkat sesuai jalur. PR-nya masih sangat banyak,” katanya, tanpa tedeng aling-aling.

Bukan cuma kelaparan, masalahnya juga soal akses makanan sehat. Retno mengungkap, 2,8 miliar orang di dunia tidak bisa mendapatkan makanan sehat.

Kerja Sama Global Luntur, Fokus Bergeser ke Perang?

Kondisi ini, menurut Retno, makin diperparah oleh fenomena surutnya semangat kerja sama internasional. “Situasi saat ini… di mana dunia, semangat kerjasama yang ada di dunia semakin lama semakin menipis,” ujarnya.

Ia mencontohkan keputusan KTT NATO dua minggu lalu yang sepakat meningkatkan 5 persen PDB untuk sektor pertahanan. “Dan pergeseran prioritas ini tentunya juga menyebabkan ruang untuk melakukan kerjasama pembangunan dengan negara lain juga semakin kecil,” imbuh dia.

Tak hanya itu, bantuan internasional dari negara maju ke negara berkembang juga makin. “Kalau kita bicara mengenai official development assistance (bantuan pembangunan resmi), kerja sama yang biasanya diberikan negara maju kepada negara berkembang, perkembangannya hanya separuh komitmen yang dapat dipenuhi,” jelas Retno.

Bahkan, ia menyebut Amerika Serikat (AS) sudah menghentikan semua bantuan luar negerinya.

Situasi ini jelas jadi tantangan super besar buat dunia. Bagaimana kita bisa mencapai target bebas kelaparan dan ketahanan pangan global kalau semangat kolaborasi makin layu dan fokus bergeser ke ranah pertahanan? Sebuah pertanyaan besar yang harus dijawab bersama.

Topik
Komentar

Komentar