Telah lewat periode pertama dan sudah bergulir periode kedua kepemimpinan Gubernur Bali I Wayan Koster, tapi kemiskinan masih merundung provinsi yang disebut-sebut sebagai surganya pariwisata Indonesia. Sungguh ironis!
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali berjumlah 184,43 ribu jiwa per Maret 2024 atau berkontribusi sekitar 0,7 persen terhadap jumlah penduduk miskin secara nasional.
Dia juga mengungkap, lebih dari 16 ribu jiwa dari jumlah tersebut merukan penduduk terkategori miskin ekstrem. Amalia secara spesifik menyorot Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng yang merupakan tiga wilayah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Provinsi Bali.
Menurut catatannya, per Maret 2024 ada 36,55 ribu jiwa penduduk miskin di Kabupaten Buleleng, 27,76 ribu jiwa di Kabupaten Karangasem, sementara Kota Denpasar memiliki 27,27 ribu jiwa.
“Kalau kita lihat hanya 3 kabupaten ini, proporsinya terhadap jumlah penduduk miskin di Bali itu 49,66 persen dari total penduduk Bali. Ini mumpung Kabupaten Buleleng daerah asal Bapak (Wayan Koster), jadi Bapak bisa beri intervensi lebih kencang lagi,” kata Amalia di acara Pengukuhan Kepala BPS Bali di Denpasar, Kamis (17/4/2025).
Amalia turut menyoroti indeks kedalaman kemiskinan yang ada di Provinsi Bali. Adapun pengukuran indeks kedalaman kemiskinan sendiri dilihat dari perbandingan antara rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan.
Dia menjelaskan, Kabupaten Buleleng termasuk ke dalam kabupaten yang memiliki indeks kedalaman kemiskinan nomor tiga terbesar, yakni 0,71. Kabupaten yang memiliki indeks kedalaman kemiskinan terbesar adalah Kabupaten Bangli dengan skor 0,89 dan Kabupaten Tabanan dengan skor 0,74.
“Buleleng, selain dia adalah jumlah orang miskinnya paling banyak dan tingkat kedalaman kemiskinannya ketiga terbesar, artinya kalau ingin intervensi di Buleleng, sekalian harus dua. Satu adalah mengurangi jumlah orang miskin, tetapi memastikan intervensinya itu adalah betul-betul untuk menaikkan gap. Intervensinya harus lebih berat dibandingkan kabupaten atau kota lainnya,” ujar dia.
Menanggapi paparan itu, Koster berjanji akan segera mengambil langkah untuk mengatasi persoalan kemiskinan yang ada di Provinsi Bali, khususnya di Buleleng yang menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak.
“Saya akan koordinasi dengan Bupati Buleleng (I Nyoman Sutjidra) supaya bersinergi dalam mengurangi kemiskinan secara lebih progresif,” kata politikus PDIP itu.