Operasional Bandara Komodo Dihentikan Akibat Debu Vulkanik Gunung Lewotobi

Operasional Bandara Komodo Dihentikan Akibat Debu Vulkanik Gunung Lewotobi


Sejumlah rute penerbangan dari dan menuju Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dibatalkan, karena adanya sebaran debu vulkanik dari letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)

“Sampai sekarang maskapai penerbangan yang menyatakan cancel ada empat dan postpone ada enam,” kata Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono dihubungi di Labuan Bajo, Sabtu (2/8/2025).

Ia menambahkan dari empat rute penerbangan yang dibatalkan itu terdapat satu rute penerbangan internasional yakni rute Kuala Lumpur-Malaysia ke Labuan Bajo. Sebanyak tiga penerbangan lainnya merupakan penerbangan domestik.

Bandara Komodo Labuan Bajo, lanjut dia, terus memantau perkembangan sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada 2 Agustus 2024 pada pukul 01:05 WITA. Tinggi kolom abu dalam erupsi ini teramati kurang lebih 18.000 meter di atas permukaan laut atau kurang lebih 19.584 meter di atas permukaan laut.

“Bandara komodo sejak semalam dalam keadaan standby dan memantau terus pergerakan abu vulkanik akibat letusan Gunung Lewotobi yang cukup besar pada pukul 01:05 WITA dimana angin bertiup ke arah barat hingga kecepatan 10 knot dan terus meningkat,” katanya.

Ia juga menjelaskan berdasarkan hasil paper test menunjukkan hasil Bandara Komodo Labuan Bajo negatif terpapar sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki, sehingga masih melayani beberapa rute penerbangan di daerah itu.

“Bandara masih beroperasi dan untuk penerbangan Batik Air walaupun terjadi delay masih tetap beroperasi,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran mengatakan sebaran abu vulkanik telah memasuki ruang udara Labuan Bajo sejak pukul 11:00 WITA.

“Sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki bergerak ke arah barat hingga barat laut dan telah terdeteksi memasuki ruang udara Labuan Bajo pada siang tadi sekitar pukul 11:00 WITA dan masih bertahan bahkan semakin meluas,” katanya.

Berdasarkan analisis meteorologis, lanjut dia, menunjukkan kecepatan angin di beberapa lapisan atas berkisar antara 5–20 knot, ditambah kondisi kelembaban udara yang rendah.

Kombinasi ini menyebabkan partikel abu vulkanik cenderung bertahan lebih lama di atmosfer dibandingkan erupsi pada bulan Juli lalu dan menyebar secara perlahan ke wilayah udara sekitarnya.

Lebih lanjut, ia juga mengimbau warga di Kabupaten Manggarai Barat memakai masker guna mewaspadai sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

“Kami mengimbau warga untuk tetap tenang, tidak perlu panik, tetapi waspada dengan menggunakan masker demi kesehatan,” katanya.

Sementara itu, Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat mengalami erupsi sebanyak dua kali pada 1-2 Agustus 2025.

Pada erupsi pertama 1 Agustus 2025 pukul 20:48 WITA Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tinggi kolom abu teramati kurang lebih 10.000 meter di atas permukaan laut atau kurang lebih 11.584 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut dan erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sementara kurang lebih tiga menit 40 detik.

Lebih lanjut, pada erupsi kedua pada 2 Agustus 2025 pukul 01:05 WITA tercatat tinggi kolom abu teramati kurang lebih 18.000 meter di atas permukaan laut atau kurang lebih 19.584 meter di atas permukaan laut.

 

Komentar