Truk ODOL di jalan raya Indonesia (Foto:Antara/Pamela Sakina)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menyarankan pemerintah mencontoh negara maju dalam mengatasi masalah pengoperasian truk dengan dimensi dan muatan melebihi ketentuan (Over Dimension and Over Load/ODOL) dalam usaha logistik.
Sistem logistik di Indonesia masih bergantung pada pengoperasian truk bermuatan penuh.
“Dominasi angkutan jalan di Indonesia 80 persen pasar freight (pengiriman barang) via Full Truck Load (muatan truk penuh) dan ketergantungan pada truk untuk distribusi barang, terutama e-commerce dan manufaktur, membuat masalah ODOL lebih kompleks dibandingkan negara dengan infrastruktur kereta api lebih maju,” kata Yannes dikutip dari Antara, Senin (14/7/2025).
Sedangkan di negara maju, Yannes mengungkapkan transportasi barang sudah lebih efisien dengan kereta api.”Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat sudah mengatur sistem logistik jarak jauh dengan mengoptimasi sistem infrastruktur kereta api yang lebih maju,” katanya.
Untuk transportasi barang jalur darat, negara-negara maju, memanfaatkan dukungan teknologi dan sistem terpadu untuk mengefisienkan pengawasan dan pengenaan sanksi terkait pengoperasian truk ODOL.
“Eropa memberikan denda dihitung berdasarkan kelebihan muatan per ton dan jarak tempuh, dan pelanggar berulang akan kena sanksi ganda dan pencabutan izin operasi,” ia menjelaskan.
“AS pakai sensor Weigh-in-Motion (WIM) terintegrasi dengan GPS dan basis data kepolisian, truk ODOL otomatis ditilang via e-ticket,” ia menambahkan.
Sementara Jepang, ia melanjutkan, mengatur batas muatan maksimum kendaraan pengangkut berdasarkan jenis jalan, seperti jalan nasional dan lokal.”Mereka juga mewajibkan tracking system (sistem pelacakan) untuk truk barang,” katanya.
Pemerintah Indonesia perlu mulai berinvestasi untuk membangun sistem logistik multimoda yang terintegrasi serta menggunakan dukungan teknologi dalam pengawasan lalu lintas kendaraan pengangkut barang guna menyelesaikan masalah truk ODOL.
Pengoperasian truk ODOL dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu, membahayakan keselamatan pengguna jalan, serta menyebabkan kerusakan infrastruktur.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut pemerintah setiap tahunnya harus mengalokasikan puluhan triliun untuk perbaikan jalan imbas menjamurnya truk Over Dimension Over Loading (ODOL)
“Kerusakan infrastruktur jalan ini signifikan. Setiap tahun pemerintah itu harus mengalokasikan mungkin sekitar Rp40 triliun untuk memperbaiki jalan-jalan rusak di sana-sini. Tidak hanya jalan tol, tapi juga jalan-jalan di tingkat provinsi dan kabupaten-kota. Ini juga menjadi salah satu alasan (mengapa kami menindak tegas ODOL),” kata AHY di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).