Palestina Wanti-wanti: Pemukim Ilegal Israel Siap Serbu Masjid Al Aqsa di Momen Suci Yahudi

Palestina Wanti-wanti: Pemukim Ilegal Israel Siap Serbu Masjid Al Aqsa di Momen Suci Yahudi


Alarm bahaya kembali dibunyikan Kementerian Luar Negeri Palestina. Mereka memperingatkan adanya rencana serbuan massal kelompok pemukim ilegal Yahudi ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur. Sebuah wilayah yang, ingat, masih diduduki secara ilegal oleh Israel.

Aksi provokatif ini, seperti yang diungkapkan Kemlu Palestina pada Sabtu (2/8/2025), akan bertepatan dengan peringatan hari besar umat Yahudi, Tisha B’Av. Hari ini adalah momen berkabung atas runtuhnya Bait Suci Pertama dan Kedua. Nah, di sinilah letak ironinya: momen sakral agama justru dimanfaatkan untuk aksi yang berpotensi memicu ketegangan.

Dalam pernyataannya, Kemlu Palestina mengecam keras ‘kampanye hasutan dan persiapan para pemukim’ untuk serbuan ini. Palestina menilai, langkah tersebut secara gamblang mencerminkan tekad Israel untuk menjadikan Al Aqsa sebagai target utama. Target apa? Tidak lain dan tidak bukan, upaya untuk secara bertahap memberlakukan kendali penuh atas masjid yang pernah menjadi kiblat pertama umat Muslim tersebut.

Agenda Tersembunyi di Balik Momen Keagamaan?

Palestina juga menuding Israel sengaja memanfaatkan momentum keagamaan ini ‘untuk mendorong agenda kolonial dan ekspansionisnya, dengan mengubah status historis dan legal tempat-tempat suci umat Muslim dan Kristen’. Ini bukan sekadar isu agama, ini adalah masalah kedaulatan, identitas, dan sejarah.

Dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (3/8/2025), Kemlu Palestina menyerukan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam. Mereka mendesak agar dunia mengambil ‘langkah konkret dalam melindungi rakyat Palestina, khususnya Yerusalem dan situs-situs sucinya’. Sudah saatnya PBB dan negara-negara berpengaruh turun tangan.

Palestina juga menegaskan, rencana penyerbuan ini ‘bukanlah tindakan keagamaan yang terpisah, melainkan bagian dari upaya sistematis untuk merusak status hukum dan historis Al Aqsa serta memaksakan kedaulatan Israel.’ Ini bukan lagi soal ibadah pribadi, ini adalah manuver politik yang diselubungi agama.

Kelompok ekstremis di Israel yang mendukung Pendirian Bait Suci kerap menjadi dalang di balik aksi penyerbuan semacam ini setiap tahun. Mereka, menurut Palestina, ‘secara terang-terangan melecehkan kesucian’ Al Aqsa. Ini menunjukkan adanya agenda jangka panjang yang perlu diwaspadai.

Peran Menteri Keamanan Nasional Israel

Ironisnya, rencana penyerbuan Al Aqsa ini muncul hanya beberapa pekan setelah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memerintahkan polisi untuk mengizinkan pemukim ilegal beribadah, bahkan bernyanyi dan menari di dalam kompleks Al Aqsa. 

Sebuah perintah yang jelas-jelas mengabaikan status quo dan memicu kemarahan.

Lembaga Waqaf Islam, yang bertanggung jawab mengelola situs suci tersebut, telah melaporkan lonjakan pelanggaran oleh umat Yahudi sejak Ben-Gvir menjabat pada akhir 2022. Ini menjadi bukti nyata bahwa keberadaan tokoh-tokoh sayap kanan dalam pemerintahan Israel secara langsung berkontribusi pada peningkatan ketegangan di Yerusalem.

 

Komentar