Paruh Pertama 2024, Sri Mulyani: Harga Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar

Paruh Pertama 2024, Sri Mulyani: Harga Beras Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar


Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR Masa Persidangan IV, menyebutkan,  paruh pertama APBN 2024 sempat terjadi guncangan. Saat itu, ada 3 hajatan politik terbesar yakni yakni Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak.

“El Nino dalam hal ini telah meningkatkan tekanan inflasi pangan, inflasi volatile food menyentuh 10,3 persen (yoy). Hal itu mendorong headline inflation mencapai 3,1 persen (yoy) pada Maret 2024. Beras adalah penyumbang terbesar inflasi pangan kala itu, Untuk mengatasi masalah dan melindungi masyarakat,” tutur Sri Mulyani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).

Pemerintah melalui Perum Bulog, lanjutnya, menggelontorkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) ke pasar dan ke toko ritel modern. Tak hanya itu, pemerintah mempercepat impor beras dari Thailand, Vietnam dan Pakistan untuk menjaga persediaan beras nasional.

“Program bantuan sosial pangan beras 10kg yang diberikan pada akhir tahun 2023 untuk menopang daya beli dilanjutkan pada tahun 2024,” ujarnya.

Sri Mulyani menyebut, gejolak global ikut memicu tekanan di pasar keuangan domestik. Hal ini tercermin pada Juni 2024, nilai tukar rupiah terdepresiasi tajam hingga Rp16.000/US$. Pada Mei 2024, rupiah masih belum ambyar, cukup anteng di kisaran Rp15.600-Rp15.800 per dolar AS.

Dalam waktu cepat, nilai tukar mata uang Garuda semakin tenggelam posisinya hingga ke level Rp16.486/US$. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut anjlok dari 7.300 di awal 2024, menjadi 6.726 pada Juni 2024. “Ini merupakan titik terlemah dari rupiah pada tahun 2024,” sambungnya.

Saat ini, kata Sri Mulyani, Indonesia berhasil membalikkan keadaan. Pemerintah terus menggunakan stimulus, baik fiskal maupun moneter dalam menjaga perekonomian dan aktivitas masyarakat, dengan tetap menjaga kredibilitas dan sustainabilitas.

“Di semester kedua suasana kondusif diperkuat dengan langkah kebijakan pemerintah, dan itu menghasilkan beberapa indikator ekonomi yang terbaik. Pertumbuhan ekonomi 2024 tercatat pada 5,03 persen menggambarkan presidensi atau daya tahan terhadap berbagai goncangan,” ungkap Sri Mulyani.

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang terjaga di 4,94 persen (yoy), investasi tumbuh 4,61 persen (yoy), inflasi ditutup di level 1,6 persen (yoy). Capaian ini tentu berada di bawah asumsi APBN 2024 sebesar 2,8 persen.

“Di sisi lain APBN berperan sebagai agent of development tercermin di dalam program Prioritas pembangunan melalui penguatan kualitas SDM, atau akselerasi pembangunan infrastruktur, hilirisasi sumber daya alam, dan terus mendorong transformasi ekonomi,” tuturnya.

Lalu di bidang infrastruktur dan pembangunan, pemerintah terus meningkatkan upaya dengan menggunakan APBN. “Proyek Strategis Nasional (PSN) terus dilaksanakan dan pembangunan ibu kota negara diperkuat,” tandasnya.

Komentar