PBB Desak China Lindungi Pembela HAM, Minta Jaminan Bebas Penyiksaan

PBB Desak China Lindungi Pembela HAM, Minta Jaminan Bebas Penyiksaan


Seorang pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak China untuk melindungi hak-hak para pembela hak asasi manusia (HAM) yang kini dipenjara. Desakan ini muncul menyusul dugaan penyiksaan, kurangnya perawatan medis, dan pembatasan kunjungan yang mereka alami.

Mary Lawlor, Pelapor Khusus PBB untuk urusan pembela HAM, menyampaikan keprihatinannya atas perlakuan terhadap para tahanan di penjara-penjara China. Ia mendesak pemerintah China agar para tahanan ini dijamin dapat menerima kunjungan keluarga dan penasihat hukum, mendapat perawatan medis memadai, dan ditempatkan di fasilitas tahanan resmi.

“Meskipun saya telah mengajukan banyak permintaan, otoritas China belum memberikan jawaban komprehensif terkait perlakuan terhadap para pembela HAM ini. Sebaliknya, mereka hanya memberikan pernyataan umum dengan sedikit rincian spesifik,” ujar Lawlor.

Ia menuntut otoritas China untuk membuka informasi lengkap mengenai kondisi kesehatan, perlakuan, dan akses dukungan bagi tujuh pembela HAM yang menjalani hukuman penjara lebih dari sepuluh tahun, termasuk Ding Jiaxi, Huang Qi, dan Ilham Tohti.

Meskipun China memberikan sebagian informasi tentang dua pembela HAM, lima lainnya hanya menerima jawaban yang samar atau bahkan tidak ada respons sama sekali, sebagaimana dilaporkan Kantor HAM PBB (UNHRO).

Minta Kejelasan Nasib Gao Zhisheng

Selain itu, Lawlor juga menyoroti kasus pengacara HAM ternama, Gao Zhisheng, yang statusnya tidak diketahui sejak 2017. Ia meminta China menjelaskan langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk melacaknya, termasuk penyelidikan atas dugaan penghilangan paksa.

“Gao Zhisheng telah hilang hampir delapan tahun, dan keengganan Pemerintah China untuk menangani penghilangan paksa ini sangat tidak dapat diterima,” tegas Lawlor.

Pakar PBB itu juga mengungkapkan kekecewaannya karena permintaan pembaruan informasi mengenai penyelidikan atas hilangnya Gao tidak pernah ditanggapi. Lawlor kembali menyerukan kepada otoritas China untuk segera mengungkap nasib dan lokasi Gao Zhisheng.

 

Komentar