Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan stok makanannya di Gaza telah benar-benar habis, karena blokade bantuan Israel berlanjut selama minggu kedelapan. Badan itu memperingatkan lebih dari 400.000 orang yang bergantung pada pasokan makanan PBB akan terkena dampaknya.
Dalam sebuah pernyataan Jumat (25/4/2025), WFP mengonfirmasi bahwa mereka telah mengirimkan stok makanan terakhir yang tersisa di Gaza ke dapur-dapur lokal. Mereka memperkirakan dapur-dapur lokal akan kehabisan makanan sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang.
WFP mengungkapkan tidak memiliki banyak jalan keluar jika jalur pasokan kehidupan bagi lebih dari 400 ribu orang di Gaza ini gagal. “Kami [LSM lokal] semuanya kekurangan tenaga. Kami semakin terkuras habis,” kata perwakilan organisasi Palestina Antoine Renard, mengutip Al Jazeera.
Sejak 2 Maret, Israel telah sepenuhnya memblokir semua pasokan bantuan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar untuk memasuki Gaza, menentang perintah Pengadilan Dunia 2024 untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan.
Menurut WFP, makanan yang disimpan selama gencatan senjata hampir dua bulan awal tahun ini sebagian besar telah habis, sementara harga untuk sedikit makanan yang tersisa di pasar terbuka telah melonjak hingga 1.400 persen.
Kantor Media Pemerintah Gaza telah memperingatkan bahwa berkurangnya pasokan makanan dapat mendorong ribuan keluarga Palestina ke dalam kelaparan. Dilaporkan bahwa 52 orang, termasuk 50 anak-anak, telah meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi, sementara lebih dari satu juta anak kelaparan setiap hari.
Israel tidak akan Mencabut Blokade
Meskipun terjadi krisis kemanusiaan, Israel belum menunjukkan tanda-tanda akan mencabut blokade tersebut. Minggu lalu, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan Israel akan terus memblokir bantuan, dan menggambarkannya sebagai taktik untuk ‘menekan’ Hamas.
Militer Israel telah berulang kali menuduh Hamas mengeksploitasi bantuan – sebuah klaim yang dibantah kelompok itu – dan berpendapat bahwa pihaknya harus menahan semua pasokan untuk mencegah para pejuang mendapatkannya.
Beberapa sekutu terdekat Israel secara terbuka mengutuk strategi tersebut. Beberapa hari lalu Jerman, Prancis, dan Inggris secara kolektif menyebut tindakan tersebut tidak dapat ditoleransi dan memperingatkan bahwa hal itu meningkatkan risiko “kelaparan, penyakit epidemi, dan kematian”.
Sejak gencatan senjata berakhir pada 18 Maret, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 1.900 warga Palestina, banyak dari mereka warga sipil, menurut otoritas kesehatan di Gaza, dan ratusan ribu orang telah mengungsi saat Israel merebut apa yang disebutnya zona penyangga. Setidaknya total 51.439 orang tewas dan 117.416 terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai pada Oktober 2023.