Pemerintah Siapkan Skema Aturan Insentif untuk Ibu Rumah Tangga

Pemerintah Siapkan Skema Aturan Insentif untuk Ibu Rumah Tangga

Anton Medium.jpeg

Minggu, 27 Juli 2025 – 02:20 WIB

Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto. (Foto: Antara)

Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto. (Foto: Antara)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menyarankan ada skema yang mengatur agar ibu rumah tangga (IRT) bisa mendapatkan insentif atau jaminan dari pemerintah yang termasuk ke dalam bagian dari care economy.

Care economy ini tidak hanya merawat anak, tetapi juga merawat lansia, orang sakit, difabel, itu adalah care economy. Karena ketika pekerjaan yang formal itu sudah jelas, ada angkanya di situ, tetapi yang informal itu enggak dibayar kan? Misalnya merawat orang tua, anak-anak kita, orang sakit, itu enggak dibayar, nah care economy ini mencoba untuk menghitung itu nilainya berapa,” kata Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Sabtu (26/7/2025).

Ia menjelaskan, selama ini pemerintah melalui Kemendukbangga/BKKBN telah merancang beberapa program untuk membuat perempuan tetap produktif, salah satunya melalui Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), yakni tempat penitipan anak atau daycare di tempat kerja.

“Kalau seorang ibu merawat anaknya, dia tidak bisa bekerja, berarti kan dia kehilangan pekerjaan, nah pandangannya begitu kurang lebih. Lalu, apa yang pemerintah lakukan? Sekarang memang sudah dirancang rencana aksi untuk care economy ini, nanti setiap dukungan yang diberikan itu dihitung nilainya, kalau misal dia enggak bekerja tetapi merawat anaknya, ada dukungan dari pemerintah,” ujar dia.

Bonivasius juga mengemukakan, jaminan tersebut juga tidak mesti dalam bentuk insentif, tetapi bisa dari dukungan berupa fasilitas lain, misalnya penyediaan perawat ketika penduduk di usia produktif memasuki masa lansia seperti di negara-negara Skandinavia.

“Ada dukungan dari pemerintah, tidak hanya berupa uang, tetapi misalnya berupa hal yang lain, misalnya ada insentif lah kepada ibu kita yang merawat anaknya atau merawat orang tua, atau nanti juga bisa seperti di kasus di negara Skandinavia, jadi kalau kita merawat orang tua kita, maka itu angkanya dinilai tetapi tidak berupa uang. Jadi, ketika kita nanti juga lansia, maka kita berhak meminta kepada pemerintah ada orang yang merawat kita,” tandasnya.

Topik
Komentar

Komentar