Pengguna Ponsel Pintar Kemungkinan Memiliki Pikiran Lebih Tajam di Usia Tua

Pengguna Ponsel Pintar Kemungkinan Memiliki Pikiran Lebih Tajam di Usia Tua


Selama bertahun-tahun, ada anggapan bahwa penggunaan ponsel pintar dan perangkat digital dapat membahayakan otak. Banyak yang percaya, terus-menerus bergantung pada layar dapat menyebabkan hilangnya ingatan atau bahkan demensia seiring bertambahnya usia. Namun, penelitian baru ini mengatakan sesuatu yang sangat berbeda.

Sebuah kajian utama atas studi global menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang secara teratur menggunakan ponsel pintar dan perangkat digital lainnya cenderung memiliki kesehatan otak lebih baik, bukan lebih buruk. Ini mungkin terdengar mengejutkan, tetapi temuan ini membuka pintu bagi cara berpikir yang sama sekali baru tentang bagaimana teknologi dan memori saling terhubung.

Apa itu Demensia?

Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana perangkat digital dapat membantu, ada baiknya untuk mengetahui apa sebenarnya demensia. Demensia bukan sekadar kelupaan. Demensia adalah sekumpulan gejala yang memengaruhi daya ingat, berpikir, dan kemampuan bersosialisasi. Alzheimer adalah jenis yang paling umum, dan biasanya memburuk seiring berjalannya waktu.

Hal ini terjadi ketika sel-sel otak rusak dan kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi satu sama lain. Hal ini memengaruhi cara kerja otak, cara berpikir, dan cara berinteraksi dengan dunia.

Sebuah tim ilmuwan yang dipimpin Dr. Jared Benge dan Dr. Michael Scullin mempelajari data lebih dari 400.000 orang berusia 50 tahun ke atas. Setelah menganalisis 57 penelitian yang berbeda, mereka menemukan sesuatu yang tidak terduga: orang yang menggunakan telepon pintar, komputer, atau internet secara teratur memiliki risiko penurunan kognitif lebih rendah.

Ini tidak berarti perangkat digital itu ajaib. Namun, penelitian tersebut menunjukkan bahwa menggunakannya dapat membantu menjaga otak tetap aktif dan tajam.

Menentang Gagasan Demensia Digital

Ada banyak kekhawatiran tentang demensia digital, istilah yang menunjukkan bahwa teknologi membuat orang malas secara mental. Namun, temuan dalam penelitian ini menunjukkan hal yang sebaliknya.

Alih-alih membahayakan otak, ponsel pintar dan komputer, saat digunakan untuk tugas aktif, justru dapat melakukan hal yang sebaliknya. Misalnya, bermain teka-teki, membaca berita, mengobrol dengan teman, menyetel pengingat, atau menavigasi dengan GPS.

Aktivitas yang merangsang pikiran itu penting. Para peneliti percaya bahwa cara penggunaan perangkat digital yang membuat semua perbedaan. Waktu layar pasif, seperti menonton TV terlalu banyak, mungkin tidak membantu otak. Namun waktu layar interaktif—seperti membaca, mengirim pesan, atau menggunakan permainan otak—dapat menantang pikiran.

Jenis aktivitas ini membantu membangun sesuatu yang disebut cadangan kognitif, yaitu kemampuan otak menemukan cara baru untuk bekerja ketika bagian-bagiannya mulai melambat.

Media Sosial di Layar Ponsel Pintar

Dr Benge memperkenalkan ide sederhana yakni tiga C mencakup kompleksitas, koneksi, dan kompensasi.

  • Kompleksitas: Penggunaan alat digital sering kali melibatkan pemikiran multi-langkah, seperti perencanaan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.
  • Koneksi: Tetap berhubungan dengan teman atau keluarga melalui obrolan atau panggilan video membantu mencegah isolasi, yang terkait dengan penurunan mental.
  • Kompensasi: Perangkat membantu mengelola tugas harian seperti pengingat minum obat atau janji temu. Ini mengurangi stres dan membuat hidup lebih mudah.

Kesepian merupakan faktor risiko utama untuk demensia. Namun, ponsel pintar memudahkan kita untuk tetap terhubung, berbagi foto, atau bahkan bergabung dengan komunitas daring. Interaksi sosial yang teratur membuat otak tetap aktif dan memiliki efek perlindungan terhadap kesehatan kognitif.

Menggunakan alarm, catatan, kalender, dan bahkan asisten suara dapat mendukung daya ingat. Alat-alat ini tidak menggantikan daya pikir—tetapi justru mendukungnya. Ketika otak tidak terlalu tertekan untuk mengingat setiap detail, masih dapat fokus pada tugas-tugas berpikir yang lebih penting.

Orang dewasa yang sudah terbiasa dengan teknologi sering kali menunjukkan daya ingat lebih kuat dan kemampuan mengambil keputusan yang lebih baik. Bukan hanya karena mereka menggunakan perangkat—tetapi juga karena lebih bersedia mencoba hal-hal baru dan terus belajar. Pola pikir seperti ini berperan besar dalam menjaga kesehatan otak dari waktu ke waktu.

Komentar