Warga Kamboja yang dievakuasi dari konflik perbatasan Kamboja-Thailand berkumpul di sebuah tempat pengungsian di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, Sabtu (26/7/2025). (Foto: Xinhua/Sao Khuth)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Konflik bersenjata antara Kamboja dan Thailand di wilayah perbatasan yang disengketakan makin meruncing. Memasuki hari keempat, Minggu (27/7/2026), bentrokan ini memaksa sekitar 80.000 warga Kamboja mengungsi mencari tempat aman.
Wakil Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata, merilis data mengejutkan.
“Jumlah pengungsi di tiga provinsi, yakni Preah Vihear, Oddar Meanchey, dan Pursat, sudah mencapai 25.000 keluarga atau total 80.000 orang,” tegasnya dalam pernyataan pers, seperti dikutip dari Xinhua, Minggu.
Dampak konflik ini juga berimbas pada sektor pendidikan. Sebanyak 536 sekolah ditutup, membuat 130 ribu siswa terpaksa libur.
Sejak pecah pada Kamis (24/7/2025), data dari kedua negara menunjukkan korban jiwa sudah lebih dari 30 orang dari kedua belah pihak. Sementara itu, total 100 ribu lebih warga telah dievakuasi ke daerah yang lebih aman.
Baik Kamboja maupun Thailand, keduanya saling tuding. Masing-masing mengklaim pihak lawan telah melanggar hukum internasional dan melepaskan tembakan lebih dulu.