Penjualan Mobil Listrik Melonjak: China Makin Beringas, AS Justru Loyo

Penjualan Mobil Listrik Melonjak: China Makin Beringas, AS Justru Loyo

Ikhsan Medium.jpeg

Senin, 21 Juli 2025 – 02:03 WIB

BYD, salah satu brand asal China, yang menguasai pasar mobil listrik (EV) di Indonesia. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)

BYD, salah satu brand asal China, yang menguasai pasar mobil listrik (EV) di Indonesia. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Pergeseran ke era mobil listrik makin tak terbendung! Sepanjang Juni 2025, penjualan kendaraan listrik global melonjak drastis. Data dari Rho Motion menunjukkan, penjualan kendaraan listrik baterai (BEV) dan plug-in hybrid (PHEV) naik 24 persen dibanding tahun lalu, menembus angka fantastis 1,8 juta unit di seluruh dunia.

Fenomena ini menegaskan satu hal: tren mobil listrik kini makin masif, terutama di dua pasar raksasa, China dan Eropa, demikian seperti dikutip dari Reuters, Minggu (20/7/2025).

China dan Eropa Melesat, AS Malah Mundur Teratur

China, sang macan Asia, menunjukkan taringnya dengan kenaikan penjualan EV hingga 28 persen, mencapai 1,11 juta unit. Sementara itu, Eropa tak mau kalah, mencatat lonjakan 23 persen menjadi sekitar 390 ribu unit.

Tapi ada pemandangan kontras di Amerika Serikat (AS). Menurut Manajer Data Rho Motion, Charles Lester, penjualan EV di sana justru turun 1 persen. Apa pemicunya? Rupanya, ini efek dari pemotongan insentif pajak yang lebih cepat dari perkiraan, imbas rancangan undang-undang pengeluaran yang didukung Presiden Donald Trump.

Yang menarik, merek-merek mobil asal China seperti BYD terus memperluas dominasinya. Mereka bahkan sukses menyalip beberapa raksasa Eropa macam Volkswagen dan Renault di segmen kendaraan kecil dan negara-negara berkembang. Ini bukti nyata betapa agresifnya pabrikan China di pasar global.

Subsidi China Bakal Hidupkan Lagi Semangat EV?

Bagaimana dengan wilayah lain? Penjualan mobil listrik di luar China, Eropa, dan Amerika Utara juga mencatatkan lonjakan signifikan, tumbuh 43 persen hingga menembus angka 140 ribu unit lebih. Ini sinyal kuat bahwa demam EV sudah menjangkiti banyak negara.

Lester memprediksi, tren positif ini bakal terus berlanjut hingga akhir tahun. Apalagi jika subsidi di China kembali digelontorkan. “Ada laporan dalam beberapa bulan terakhir mengenai potensi perlambatan di China,” kata Lester, merujuk pada beberapa kota yang mulai kehabisan subsidi.

“Tetapi secara keseluruhan, kami memperkirakan bahwa pada paruh kedua tahun ini akan ada lebih banyak subsidi yang tersedia,” tambahnya, memberi harapan pasar EV di China kembali ngebut.

Apakah ini awal dari dominasi total mobil listrik di seluruh dunia? Kita tunggu saja perkembangannya.

Topik
Komentar

Komentar