Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Ketika banyak perusahaan tutup karena anjloknya permintaan baik dari domestik maupun luar negeri, berdampak kepada pengangguran. Menggunungnya pengangguran itu masalah. Berarti kemiskinan melonjak.
Namun, agak lain dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang justru menyebut jumlah pengangguran pada Maret 2025 terendah dalam 20 tahun terakhir.
Jika BPS benar, mengapa pertumbuhan ekonomi masih berkutat di angka 5 persenan saja? Bukankah tingginya angka pertumbuhan ekonomi sebuah negara mencerminkan tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (25/7/2025), Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono menyebut, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025, mencapai 23,85 juta orang. Atau turun 200.000 orang ketimbang September 2024. “Angka kemiskinan Maret 2025, terendah sejak dua dekade terakhir,” kata Ateng.
Ateng membeberkan, persentase penduduk miskin pada Maret 2025 mengalami penurunan 0,1 persen ketimbang September 2024, menjadi 8,47 persen, atau setara populasi masyarakat di Indonesia.
Ateng kembali menyebut, tingkat kemiskinan pada Maret 2025 sebesar 8,47% ini menjadi yang terendah sejak pertama kali angka kemiskinan diumumkan oleh BPS yakni pada 1960.
Sebagaimana diketahui, untuk pertama kalinya, jumlah rakyat miskin di Indonesia menyentuh 8 persenan. Nik dibandingkan September 2024 yakni mencapai 8,57 persen. Tahun-tahun sebelumnya berada di atas 9 persen.
Adapun terdapat ketimpangan angka penduduk miskin antara di perkotaan dan pedesaan. Pada Maret 2025, angka kemiskinan di pedesaan paling tinggi yakni mencapai 11,03 persen, sedangkan angka kemiskinan di perkotaan mencapai 6,73 persen.
“Jadi di desa yang miskinnya lebih banyak jika dibandingkan perkotaan, terhadap total penduduk masing-masing wilayahnya,” tutur Ateng.
Persentase kemiskinan di pedesaan, kata Ateng, mengalami penurunan 0,31 persen dari 11,34 persen pada September 2024, menjadi 11,03 persen pada Maret 2025.
Sebaliknya, persentase angka kemiskinan di perkotaan tercatat naik 0,07 persen dari 6,66 persen pada September 2024, menjadi 6,73 persen pada Maret 2025.
“Penduduk miskin di kota meningkat sekitar 0,07 persen poin Maret 2025 dibandingkan September 2024,” ungkapnya.