Ketum PSSI Erick Thohir (Etho) di GBK (Foto: inilahcom/nondo)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan siap menjadi sasaran kritik dan hujatan terkait performa tim nasional Indonesia, tetapi ia meminta agar sasaran hujatan jangan diarahkan kepada tim Garuda.
“Saya melihat kemarin, setelah drawing (grup putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia), banyak pengamat membuat penilaian. Ada yang pesimis, ada yang optimis. Kalau saya yakin fans bola di akar rumput, memberi dorongan luar biasa kepada tim nasional. Tapi kalau di warganet seperti biasa,” ujar Erick saat ditemui di Jakarta International Stadium, Jumat (18/7/2025).
“Saya cuma berpesan. Tolong. Hujat saya, kritik saya, tidak ada masalah. Tapi tolong jangan pecahkan tim nasional. Pelatih belum pekerja, sudah dihujat. Ya, pemain dihujat.”
“Saya sangat apresiasi kepada supporter sepak bola yang di akar rumput, yang real, yang datang ke stadium. Saya mohon. Saya Erick Thohir dihujat tidak apa-apa. Tapi tim nasional mohon didukung dengan segala dinamika prestasinya,” lanjutnya.
Pada undian grup itu, Indonesia menempati Grup B bersama Arab Saudi dan Irak. Meski mengakui kesenjangan peringkat dunia FIFA antara Indonesia dan kedua pesaing, Erick meminta publik untuk tetap memelihara semangat.
Indonesia tergabung di Grup C bersama Arab Saudi dan Irak, dua negara dengan peringkat FIFA jauh di atas Indonesia. Meski banyak respons pesimistis di media sosial, Erick menegaskan bahwa situasi ini harus dihadapi dengan persiapan dan semangat bertarung, bukan saling menjatuhkan.
“Ranking kita 118, sedangkan mereka 59 dan 58. Tapi bukan berarti kita menyerah. Sekarang waktunya fight,” katanya.
Erick juga mengungkap bahwa ia langsung menghubungi para pemain timnas usai hasil undian keluar. Komunikasi itu dilakukan untuk membangun semangat dan memastikan kesiapan skuad Garuda menghadapi tantangan.
“Saya WA (Whatsapp) semua pemain. Justin (Hubner), Marselino (Ferdinan), Ricky Kambuaya, saya kasih tahu hasil drawing. Bukan intervensi, tapi memberi semangat,” ucapnya.
Ia menyoroti bagaimana para pemain menunjukkan komitmen tinggi, termasuk saat laga melawan China di mana mereka rela memotong waktu liburan untuk mengikuti pemusatan latihan di Bali.”Kalau mereka tidak punya semangat, ya bisa saja menolak. Tapi mereka mau, dan hasilnya bagus,” pungkasnya.