Kinerja Tim Nasional Sepak Bola Indonesia mendapatkan apresiasi yang luar biasa setelah mampu menahan imbang dua tim kuat di Asia, Arab Saudi dan Australia, dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia mencatat hasil imbang 1-1 melawan Arab Saudi dan 0-0 melawan Australia, dua tim yang kerap tampil di turnamen Piala Dunia.
Arab Saudi telah enam kali lolos ke Piala Dunia FIFA, sedangkan Australia empat kali tampil di turnamen tersebut. Ini menjadikan hasil imbang yang diraih Timnas Indonesia patut dibanggakan, karena kedua tim ini jelas bukanlah lawan yang mudah.
Namun, di balik kebanggaan ini, muncul kekhawatiran mengenai banyaknya pemain naturalisasi di dalam skuad Garuda. Dalam pertandingan melawan Australia, sembilan dari sebelas pemain yang tampil adalah pemain keturunan, sementara hanya dua pemain yang berasal dari non-keturunan. Hal ini menimbulkan perdebatan, salah satunya datang dari Peter F. Gontha.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia ini mengkritik kebijakan dan merasa malu karena PSSI yang terlalu mengandalkan pemain naturalisasi. Ia mengingatkan bahwa meski hasilnya positif, kita tidak boleh sepenuhnya bergantung pada pemain naturalisasi. Menurutnya, sebaiknya PSSI lebih fokus pada pembinaan pemain asli Indonesia sejak usia dini, daripada terus-menerus mencari pemain keturunan untuk direkrut.
Pendapat Gontha juga didukung oleh pengamat sosial dan ekonomi, Anwar Abbas, yang menyatakan bahwa pemain naturalisasi mungkin tidak memiliki ikatan emosional yang sama dengan Indonesia, dan ada kekhawatiran bahwa mereka bisa saja kembali melepas status WNI setelah masa bermain selesai.
“Prestasi Timnas patut diapresiasi, namun naturalisasi bukan solusi jangka panjang. PSSI harus mulai fokus pada pembinaan pemain lokal sejak usia dini,” kata Buya Abbas dalam pernyataan resminya kepada inilah.com, Jumat (13/9/2024).
Anwar juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap para pemain naturalisasi yang, menurutnya, mungkin tidak memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Indonesia.
Ia menilai penting untuk memperkuat kebanggaan nasional di antara pemain yang benar-benar berasal dari Indonesia.
Ke depan, Waketum MUI berharap PSSI dapat menyeimbangkan antara kebutuhan jangka pendek untuk berkompetisi dengan baik dan visi jangka panjang untuk mengembangkan bakat lokal.
“Dengan pembinaan yang tepat, Indonesia bisa memiliki tim sepak bola yang kuat tanpa terlalu bergantung pada pemain naturalisasi,” pungkasnya.