Presiden Prabowo Subianto diminta segera melakukan reshuffle terhadap para menteri yang tidak performa di dalam kabinet Merah Putih. Prabowo diingatkan tidak menebalkan kekecewaan masyarakat.
“Dengan berlarut-larut, maka akan menebalkan kekecewaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah sekaligus juga akan dapat menggeser keyakinan masyarakat dari meyakini Prabowo adalah Presiden yang tegas akhirnya tergiring persepsi bahwa Prabowo adalah presiden yang bertele-tele,” ujar Pengamat Politik Citra Institute, Efriza kepada Inilah.com, Selasa (10/6/2025).
Efriza mengatakan, dengan sikap berlarut-larut Prabowo soal reshuffle akan menimbulkan persepsi publik, bahwa banyak kepentingan yang harus diperhitungkan dan diakomodir.
Ia menambahkan, hal itu nantinya akan melunturkan persepsi masyarakat terhadap keyakinan dari ketegasan Prabowo. Padahal, sikap Prabowo bakal menindak menterinya jika tidak bekerja dengan baik, sudah disuarakan pada peringatan hari lahir Pancasila lalu.
“Melakukan reshuffle terhadap beberapa pembantu Presiden tentu saja akan semakin menguatkan serta mempercepat dari keinginan seirama dengan langkah presiden,” jelas Efriza.
Arahan presiden, katanya, juga bisa segera diproses dalam berbagai keputusan dan kebijakan utamanya untuk mengatasi persoalan ekonomi, hukum, kesehatan, dan juga kepedulian terhadap lingkungan.
“Dengan berlarut-larut maka kabinet diyakini tidak sepenuhnya dapat bekerja optimal sebab orang-orang yang dinilai masyarakat berkinerja tidak optimal masih menduduki jabatan tersebut,” pungkasnya.
Belakangan isu perombakan kabinet kembali menguat, karena terjadinya pertemuan Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dan Mensesneg Prasetyo Hadi dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Dalam keterangannya di media sosial, akun resmi Dasco menyatakan rasa hormat dan terima kasih atas wejangan serta masukan yang diberikan oleh Megawati Soekarnoputri demi kepentingan bangsa dan negara, khususnya dalam menyongsong pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.