Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto memastikan aksi premanisme di sektor investasi perlu diberantas. Hal ini ia utarakan buntut gegernya aksi pemalakan yang dilakukan oknum mengatas namakan Kadin Kota Cilegon, yang kini telah menjadi tersangka.
“Premanisme di bidang investasi memang perlu diberantas. Kalau dibiarkan, Indonesia akan dicap buruk oleh investor global,” ucap Eko kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Minggu (18/5/2025).
Senada dengan Eko, Analis Mata Uang Lukman Leong juga menyatakan bila premanisme terus berkeliaran, maka akan berdampak pada kepercayaan dari para investor.
“Premanisme telah menjadi perhatian besar investor asing belakang ini, dan apabila dibiarkan akan merusak kepercayaan,” kata Lukman.
Sebelumnya, Polda Banten pada Jumat malam (16/5/2025) mengumumkan penetapan Ketua Kadin Cilegon, Muh Salim, sebagai tersangka atas dugaan pemerasan uang jatah proyek sebesar Rp5 triliun tanpa lelang kepada PT China Chengda Engineering di Cilegon, Banten.
Selain Muh Salim, ikut ditetapkan pula sebagai tersangka lain yakni Wakil Ketua Kadin Cilegon bidang Industri Ismatullah dan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Rufaji Jahuri. Ketiganya sudah ditahan usai ditetapkan tersangka.
Kasus dugaan pemerasan ini menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial rekaman video pada 9 Mei 2025 yang menampilkan Ketua Kadin Cilegon yang meminta uang jatah proyek pada PT China Chengda Engineering di Cilegon, Banten. Polisi langsung menindaklanjuti rekaman video ini dengan melakukan serangkaian penyelidikan dan klarifikasi terhadap 14 saksi dari pihak perusahaan, organisasi, dan kepolisian.