Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir mengatakan pihaknya tetap menjaga komitmen untuk mengedepankan pembinaan usia muda, meski gencar melakukan proyek naturalisasi untuk Timnas Indonesia.
Hal itu disampaikan Etho sapaan akrab Erick Thohir usai permohonan perubahan kewarganegaraan pemain keturunan Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra disetujui oleh Komisi X dan Komisi XIII DPR RI pada pada Selasa (26/8/2025).
“Kalau kami, PSSI selalu punya komitmen menjaga pembinaan. Seperti U-17, cuma Mathew Baker, mayoritas pemain binaan kami. U-16 putri juga binaan kami,” kata dia menjawab kritikan terkait keputusan PSSI yang selalu mengandalkan naturalisasi setiap kali menghadapi laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski begitu, Etho mengakui kebutuhan berbeda berlaku untuk tim senior putra. Menurutnya, keberhasilan jangka pendek atau hasil instan diperlukan agar Timnas Indonesia mampu bersaing level internasional termasuk lolos ke Piala Dunia.
Pun, menurut Etho, jalan pintas melalui naturalisasi juga bukanlah hal yang tabu di sepak bola. Mengingat, Prancis dan Maroko kata dia juga menggencarkan hal yang sama dan terbukti membuahkan hasil.
“Tetapi ketika tim senior memang quick win harus terjadi. Prancis dan Maroko melakukan hal yang sama,” ucapnya.
Sebagai langkah konkret memperkuat pembinaan, Etho juga menekankan kalau PSSI sudah menunjuk Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik baru. Zwiers dikenal pernah membawa Timnas Yordania lolos ke Piala Dunia.
“Kami juga mencari technical director yang cocok. Dia sebelumnya meloloskan Yordania ke Piala Dunia. Ini yang kami bangun bersama, lahirnya Liga 3 dan Liga 4 itu pembinaan,” kata dia.
Sebelumnya, anggota Komisi XIII DPR RI, Arisal Aziz menantang PSSI untuk menghentikan proyek naturalisasi apabila terbukti gagal lolos ke putaran Piala Dunia 2026 mendatang. Aziz berpandangan, sudah saatnya PSSI fokus pada pembinaan pemain lokal.
“Jadi Ketua, untuk hari ini kami berikan target Pak Erick (Thohir). Kita mengikuti babak penyisihan Piala Dunia. Kalau ini kita gagal, saya menyampaikan di depan forum ini, kita stop aja dulu untuk pemain naturalisasinya. Kenapa? Enggak ada gunanya kalau kita gagal,” kata Aziz dalam rapat yang turut dihadiri Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir hingga Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) di Gedung Parlemen, Senayan, Selasa (26/8/2025) pagi.
Aziz menilai, ini menjadi beban tanggung jawab PSSI untuk memberikan pembuktian kalau proyek naturalisasi yang gencar dilakukan terbukti membuahkan hasil nyata.
Apalagi, menurut Aziz, kehadiran para pemain keturunan dikhawatirkan dapat mengubah pandangan pemain lokal. Ia menilai, para pemain bisa saja menjadi lebih malas berlatih karena merasa mimpi mereka membela tim nasional mengerdil imbas keberadaan pemain keturunan.