Rehabilitasi Pesisir, ASG Tanam 500 Mangrove Bersama Hendropriyono dan Wamen LHK

Rehabilitasi Pesisir, ASG Tanam 500 Mangrove Bersama Hendropriyono dan Wamen LHK


Agung Sedayu Group (ASG) bersama Warga Bumiputera Indonesia (WBI) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menanam 500 bibit mangrove di pesisir Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Sabtu (3/5/2025).

Penanaman ini merupakan bagian dari program rehabilitasi pesisir bertema “Warga Bumiputera Indonesia Pulihkan Mangrove Pesisir.” Total sebanyak 7.000 bibit disiapkan untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang terdampak abrasi dan kerusakan lingkungan.

Ketua Umum WBI, Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono, menyebut aksi ini sebagai kelanjutan dari gerakan pelestarian lingkungan yang telah dimulai sejak era Orde Baru.

“Sejak 1995 sudah ada pencanangan untuk memperbaiki lingkungan hidup. Ini bukan hal baru bagi kami, dan akan terus kami lanjutkan,” kata Hendropriyono yang juga mantan Kepala BIN.

Ia menambahkan, program rehabilitasi mangrove ini ditargetkan menjangkau area seluas 1.600 hektare secara bertahap, melibatkan jaringan organisasi WBI termasuk Nata Bumi.

“Kami mulai dengan penanaman di sepanjang 5 km garis pantai, dan akan meluas ke berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.

Presiden Direktur ASG, Nono Sampono, mengatakan pihaknya mendukung penuh program tersebut, mengingat proyek-proyek ASG seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) berada tak jauh dari kawasan pesisir yang terdampak.

“Kami sebagai tetangga kawasan ini juga memiliki tanggung jawab. Apalagi kami sedang membangun properti dan infrastruktur di sekitarnya,” ucap Nono.

Ia mengingatkan bahwa penyelamatan kawasan pesisir Jakarta sebenarnya telah menjadi agenda nasional sejak era Presiden Soeharto melalui Keppres Nomor 56 Tahun 1995.

“Kawasan ini harus dikembangkan dengan dua pendekatan: pembangunan ekonomi dan penyelamatan lingkungan,” tegasnya.

Nono juga mengungkapkan bahwa hutan negara di kawasan Tanjung Pasir awalnya seluas 1.800 hektare, namun kini menyusut drastis menjadi hanya sekitar 91 hektare.

“Ini yang harus segera diselamatkan. Karena itu pemerintah menetapkan kawasan ini sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilanjutkan oleh Agung Sedayu Group,” jelasnya.

Wakil Menteri LHK RI, Diaz Hendropriyono, turut hadir dan mengapresiasi inisiatif masyarakat. Namun ia juga mengingatkan pentingnya komitmen kolektif untuk mengurangi sampah, khususnya sampah plastik.

“Penanaman mangrove tidak akan cukup jika masyarakat masih membuang sampah sembarangan. Rehabilitasi harus disertai perubahan gaya hidup,” kata Diaz.

Komentar