Ricuh Suporter di Madura jadi Alarm, Pelatih Persija Harap Jakmania tak Maksa Away ke Solo

Ricuh Suporter di Madura jadi Alarm, Pelatih Persija Harap Jakmania tak Maksa Away ke Solo


Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza meminta suporter Macan Kemayoran, The Jakmania tidak memaksa datang ke Stadion Manahan, Solo, saat timnya jumpa Persis Solo di pekan kedua Super League 2025/2026.

Bukan tanpa sebab, selain adanya aturan pelarangan suporter tamu yang ditetapkan oleh I.League, gesekan antarpendukung, termasuk insiden saat Madura United menghadapi Persis di pekan pertama, turut menjadi kekhawatiran Souza.

“Jadi kami tahu (aturan larangan suporter tandang). Tapi ada pertandingan lain, suporter masuk ke stadion tim tamu. Contohnya saat Madura lawan Persis kemarin. Jadi pendukung Persis datang ke sana, lalu bagaimana?,” katanya mengingat kejadian di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan, Madura.

Pelatih asal Brasil itu tak menampik keinginannya untuk melihat Jakmania hadir di setiap laga tandang. Namun, karena aturan tidak mengizinkan, Souza menegaskan Persija menerima dan menghormati keputusan tersebut.

“Tentu kami ingin bermain dengan dukungan langsung, tapi kalau aturannya begitu, kami harus terima. Saya yakin mereka (Jakmania) tetap akan mendukung lewat siaran televisi dan suport kami,” ucapnya.

Semula, PSSI dan I.League selaku operator kompetisi bersikukuh aturan ini sejalan dengan arahan FIFA demi alasan keamanan. Namun, bagi pengamat dan komunitas suporter, alasan itu terdengar tidak lebih sebagai gula-gula saja.

FIFA sejatinya tak pernah mengatur secara spesifik soal larangan tandang bagi suporter, sedangkan operator liga dan federasi kukuh memberlakukan aturan kontroversial tersebut demi alasan keamanan.

“Ya, sebenarnya secara implisit kan sudah jelas,” begitu bunyi pengakuan Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, usai membuka gelaran Super League di Surabaya beberapa waktu lalu.

Alih-alih menunjukan bukti, Ferry berujar FIFA memberikan pedoman kepada PSSI dan I.League untuk melakukan perbaikan pasca-Tragedi Kanjuruhan pada 2022 lalu.

Itu lah kata dia, yang melatarbelakangi regulasi larangan suporter tamu untuk hadir dalam setiap pertandingan, baik di Super League maupun Championship.

“Pada waktu pasca-Tragedi Kanjuruhan, FIFA hadir, kemudian memberikan beberapa arahan (guidance) untuk melakukan perbaikan-perbaikan,” sambungnya.

Komentar