Sammy Simorangkir: Kami Penyanyi Sudah Sebelas Duabelas Seperti Badut Sulap

Sammy Simorangkir: Kami Penyanyi Sudah Sebelas Duabelas Seperti Badut Sulap

Haris Medium.jpeg

Selasa, 22 Juli 2025 – 16:26 WIB

Lesti Kejora dan Sammy Simorangkir saat hadir menjadi saksi di Sidang lanjutan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi (MK). (Dokumentasi: Inilah.com/ Harris Muda)

Lesti Kejora dan Sammy Simorangkir saat hadir menjadi saksi di Sidang lanjutan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi (MK). (Dokumentasi: Inilah.com/ Harris Muda)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Mantan vokalis Kerispatih, Sammy Simorangkir, mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib para penyanyi di industri musik Indonesia belakangan ini.

Hal itu ia sampaikan saat bersaksi dalam sidang kelima uji materi UU Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (22/7/2025).

Sidang tersebut merupakan lanjutan dari permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang diajukan oleh sejumlah musisi nasional, termasuk Ariel NOAH dan kawan-kawan.

Ketika menjawab pertanyaan dari majelis hakim soal pemahaman penyanyi terhadap mekanisme royalti dan hak cipta, Sammy secara jujur mengungkap realitas yang selama ini dialami para musisi.

“Dan tadi yang mulia juga menanyakan, apakah Anda tahu royalti sudah dibayarkan kepada pencipta? Jujur begini yang mulia, seperti yang Lesti (Kejora) tadi bercerita, kami ini sebelas-dua belas sama badut sulap, badut Ancol ya. Yang mulia bisa berpikir lah,” ujar Sammy.

Menurutnya, para penyanyi, terutama yang tidak terlalu dikenal luas atau hanya tampil di panggung kecil seperti kafe, acap kali dianggap sekadar penghibur semata.

“Kami ini di atas panggung, apalagi yang bukan dikenal banyak kalangan luas, contohnya band top 40 atau band-band kafe yang tidak punya fans. Ya apalagi kalau kami tidak menjual jasa, Yang Mulia. Cuma jasa itu saja yang kami punya,” sambungnya.

Sammy menjelaskan kemampuan bermusik dan bernyanyi adalah satu-satunya modal yang dimiliki para penyanyi untuk bertahan hidup di industri ini.

“Kami punya keahlian main gitar, ya kami jual dengan suara gitarnya. Kami punya keahlian main bass, ya kami jual dengan suara bass-nya. Kami bisa bernyanyi, ya itulah yang kami jual, yang kami latih dari kecil, bahkan ikut kursus,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti perjuangan berat yang dilalui penyanyi profesional, termasuk menjaga kualitas suara dan penampilan agar tetap layak tampil di publik. Sammy pun mencontohkan Lesti Kejora yang berjuang melalui ajang bakat D’Academy.

“Bahkan untuk mencapai seperti Lesti, untuk bertarung di TV nasional, mungkin dia harus jaga makanan, tidak boleh makan yang berminyak, tidak boleh sembarangan. Itu supaya dia mendapatkan kualitas yang luar biasa, sehingga jasanya bisa dijual kepada masyarakat luas,” kata Sammy.

Ketika ditanya apakah penyanyi tahu pasti royalti sudah dibayarkan kepada pencipta lagu, Sammy mengaku tidak mengetahuinya secara langsung.

“Untuk kami bisa tahu apakah royalti sudah dibayarkan kepada pencipta, jujur ya, Yang Mulia, kami tidak tahu. Tapi kami punya harapan itu, sehingga kami mencantumkan di dalam kontrak bahwa segala sesuatu atau pembayaran royalti itu harus dibayarkan oleh penyelenggara,” jelasnya.

Topik
Komentar

Komentar