Samsung Masih Raja Ponsel Dunia, Galaxy A Jadi Kunci

Samsung Galaxy A56 5G. (Foto: comprasmartphone.com)

Tak tergoyahkan! Samsung Electronics Co. kembali membuktikan dominasinya di pasar smartphone alias ponsel pintar global.

Pada kuartal kedua tahun ini, raksasa Korea Selatan ini sukses mempertahankan posisi puncaknya. Kuncinya? Penjualan seri Galaxy A yang harganya kompetitif, jadi motor pendorong utamanya.

Data terbaru dari pelacak pasar Canalys, yang dirilis Selasa (15/7/2025), menunjukkan Samsung menguasai 19 persen pangsa pasar ponsel pintar global berdasarkan pengiriman. Angka ini menempatkan mereka di posisi teratas, mengungguli rival beratnya.

Di posisi kedua, ada pembuat iPhone, Apple Inc., dengan raihan 16 persen pangsa pasar. Sementara itu, perusahaan teknologi asal China, Xiaomi Corp., membuntuti ketat di urutan ketiga dengan 15 persen.

Persaingan memang sengit, tapi Samsung masih bisa bernapas lega.

Yang menarik, Samsung jadi satu-satunya produsen ponsel pintar yang mencatat pertumbuhan tahunan positif, yakni 3 persen.

Bandingkan dengan Apple yang justru mengalami penurunan 2 persen. Sedangkan Xiaomi, setidaknya masih bisa mempertahankan posisinya tanpa pertumbuhan maupun penurunan.

Pasar Lesu, tapi Ada Harapan di Paruh Kedua

Secara keseluruhan, pasar ponsel pintar global sebenarnya sedang tidak baik-baik saja. Ini adalah penurunan pertama dalam enam kuartal terakhir, menyusut 1 persen.

Penyebabnya jelas: pemulihan permintaan konsumen yang lebih lambat dari perkiraan, ditambah lagi dengan ketidakpastian ekonomi yang masih membayangi.

Namun, Canalys punya pandangan lain. Mereka menyebut bahwa dampak kebijakan tarif pemerintah AS, ditambah dengan tingkat inventaris yang sehat untuk perangkat baru, bisa memengaruhi pasokan dan permintaan di pasar.

Ini bisa jadi kabar baik, karena masih ada ruang untuk pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini.

Jadi, akankah Samsung terus melenggang di puncak? Atau para pesaing akan memberikan kejutan di sisa tahun ini? Kita tunggu saja perkembangannya.
 

Topik