Sejumlah Paus Terdampar di Chiba Usai Tsunami Hantam Jepang

Sejumlah Paus Terdampar di Chiba Usai Tsunami Hantam Jepang


Bencana tak terduga menghantam pantai Kota Tateyama, Prefektur Chiba, Jepang. Sejumlah paus ditemukan terdampar di sepanjang garis pantai, hanya beberapa jam setelah gempa dahsyat magnitudo 8,8 mengguncang lepas pantai Pasifik Rusia.

Gempa itu sendiri memicu peringatan tsunami di sekitar 17 negara, termasuk Jepang.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan, gelombang tsunami pertama dengan tinggi sekitar 30 sentimeter memang sempat mencapai wilayah Hokkaido pada pukul 10.40 waktu setempat.

Meski tak ada laporan kerusakan besar yang langsung muncul, insiden paus terdampar ini sontak menyita perhatian publik Jepang dan dunia.

Perintah Evakuasi dan Ancaman Gelombang Susulan

Melihat situasi ini, otoritas Jepang langsung bergerak cepat. Mereka mengeluarkan perintah evakuasi untuk sejumlah wilayah pesisir dan daerah dekat sungai. Warga diimbau untuk segera pindah ke tempat yang lebih tinggi atau menuju gedung evakuasi yang sudah disiapkan.

“Kerusakan akibat gelombang tsunami diperkirakan terjadi. Segera evakuasi dari wilayah pesisir dan tepi sungai menuju tempat aman, seperti dataran tinggi atau gedung evakuasi,” demikian peringatan resmi dari pemerintah.

JMA juga mengingatkan masyarakat agar tak lengah. Gelombang tsunami itu, katanya, tidak hanya datang sekali.

“Meskipun gelombang pertama terlihat kecil, tsunami sering kali datang dalam beberapa gelombang. Gelombang berikutnya bisa lebih besar dan lebih berbahaya,” ujar pernyataan JMA.

Warga diminta tetap waspada, karena ancaman belum berakhir.

Mengapa Paus Bisa Terdampar Saat Tsunami?

Fenomena paus terdampar saat tsunami ini memang menimbulkan pertanyaan. Menurut ahli biologi laut, sebenarnya paus cenderung aman di perairan dalam, karena efek gelombang tsunami di sana relatif kecil. Tapi, lain cerita saat gelombang itu mendekati daratan.

“Paus bisa kehilangan orientasi saat arus laut berubah tiba-tiba akibat tsunami. Mereka mungkin terjebak di perairan dangkal dan akhirnya terdampar di pantai,” jelas seorang peneliti kelautan dari Universitas Tokyo.

Perubahan mendadak pada kedalaman air dan kuatnya arus yang menyertai tsunami bisa membuat paus kehilangan arah navigasi.

Jika tak segera ditangani, paus-paus malang ini berisiko tinggi mengalami dehidrasi serius atau bahkan kegagalan organ. Nasib mereka kini bergantung pada upaya penyelamatan yang cepat.

 

Komentar