Slovenia mengambil langkah berani dan bersejarah dengan menjadi negara anggota Uni Eropa pertama yang secara resmi melarang semua bentuk perdagangan senjata dengan Israel. Keputusan ini diumumkan sebagai bentuk ‘hukuman’ atas agresi brutal yang terus dilancarkan Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Perdana Menteri Slovenia Robert Golob mengumumkan embargo senjata ini saat memimpin sidang pemerintah pada Kamis (31/7/2025). Pernyataan resmi pemerintah Slovenia, yang dikutip dari Al Jazeera pada Sabtu (2/8/2025), menegaskan posisi tegas negara tersebut.
“Slovenia adalah negara Eropa pertama yang melarang impor, ekspor, dan transit senjata ke dan dari Israel,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Dalam rilis resminya, pemerintah Slovenia menekankan bahwa setiap negara memiliki kewajiban moral untuk bertindak, bahkan jika itu berarti harus mengambil langkah lebih maju dari negara lain. Hal ini didasari oleh agresi Israel yang menyebabkan kehancuran masif dan penolakan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang memperparah krisis kemanusiaan di sana.
Slovenia secara independen mengambil langkah ini. Mereka menilai Uni Eropa belum sanggup menerapkan kebijakan konkret terhadap Israel. Hal ini disebabkan oleh perpecahan dan perselisihan internal di antara negara-negara anggota Uni Eropa, yang menghambat konsensus dalam isu Palestina-Israel.
Sejak awal agresi Israel di Palestina, Slovenia memang dikenal sebagai salah satu negara yang paling lantang menentang tindakan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Konsistensi sikap ini terlihat dari serangkaian kebijakan yang telah diambil oleh Ljubljana.
Pada awal Juli lalu, misalnya, Slovenia melarang dua menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich, untuk memasuki negara tersebut. Keduanya bahkan disebut sebagai ‘persona non grata’. Pemerintah Slovenia menuding kedua prtinggi Zionis ini menghasut kekerasan ekstrem dan melakukan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia warga Palestina.
Langkah pengakuan Negara Palestina juga sudah lebih dulu dilakukan Slovenia. Tepatnya pada Juni 2024, Slovenia secara resmi mengakui Negara Palestina melalui dekrit pemerintah. Pengakuan ini menempatkan Slovenia di antara sejumlah negara Eropa yang mengakui kedaulatan Palestina, sejalan dengan desakan komunitas internasional untuk solusi dua negara.
Keputusan terbaru Slovenia untuk mengembargo senjata bisa jadi semakin menjepit posisi Israel di mata dunia. Apalagi, dua negara Eropa dengan kekuatan signifikan, Inggris dan Prancis, dikabarkan juga akan mengakui Palestina pada September mendatang. Sederet tekanan dari negara-negara Eropa ini mencerminkan kekhawatiran mendalam atas agresi brutal tanpa henti yang dilakukan Israel di Palestina.
Konsekuensi dari agresi Israel di Palestina sangat memilukan. Lebih dari 60.000 warga di Palestina telah tewas, ratusan ribu rumah dan fasilitas sipil hancur lebur, dan jutaan orang terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka, menciptakan krisis kemanusiaan yang parah. Langkah Slovenia ini menjadi pengingat bagi komunitas internasional akan urgensi untuk segera menghentikan penderitaan di Gaza.