Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam pidatonya dalam sidang paripurna DPR di Kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).(Foto: inilah.com/Clara Anna Scholastica)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mampu mengendalikan perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.
Hal ini disampaikan merespons pandangan delapan fraksi yakni Fraksi PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PKS, PAN, dan Demokrat, atas RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN TA 2024.
Dia menyampaikan, tahun 2024 dipenuhi dengan ketegangan geopolitik konflik Ukraina, Gaza dan Amerika serta Tiongkok. Tak hanya itu, tahun tersebut juga diwarnai dengan tahun politik 70 negara yang menyelenggarakan pemilu.
“Hal ini menimbulkan ketidakpastian politik dan ketidakpastian global yang semakin meningkat. Kombinasi tersebut jelas mengganggu investasi yang selalu membutuhkan kepastian. Investor di seluruh dunia wait and see. Perdagangan melemah dan stabilitas ekonomi global menjadi terganggu,” ujar Sri Mulyani dalam pidatonya, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/7/2025).
Tak hanya kondisi geopolitik yang tidak pasti, ekonomi juga turut mengalami gangguan akibat adanya El Nino di tahun 2024 yang mengganggu panen. Bahkan beberapa negara mengalami dampaknya hingga memunculkan harga pangan yang memicu inflasi dan menggerus daya beli.
Misalnya saja harga minyak mentah dunia melonjak hingga US$ 91,2 per barel, jauh di atas asumsi APBN sebesar US$ 80 per barel. Tekanan juga terlihat dari depresiasi rupiah hingga Rp16.486 per dolar AS, inflasi yang sempat menembus 10,3 persen pada Maret 2024, serta pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 6.726.
“Kondisi yang menantang tersebut Alhamdulillah kita bisa lewati. Perekonomian Indonesia berangsur pulih. Transisi pemerintahan Indonesia di masa pemilu juga berjalan lancar dan aman. Hal ini menciptakan stabilitas politik dan ekonomi,” kata dia.
Dia membeberkan, defisit APBN 2024 hanya sebesar 2,3 persen dari PDB, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7 persen. Kemudian, defisit hanya sebesar 20,7 persen dari target APBN sebesar 43,7 persen. Di sisi lain, penerimaan perpajakan kembali melampaui target hingga empat tahun berturut-turut.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi tetap solid di angka 5,03 persen, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,94 persen dan investasi sebesar 4,61 persen. Inflasi berhasil ditekan hingga 1,6 persen, jauh di bawah target APBN sebesar 2,8 persen.
Sri Mulyani juga menyoroti kinerja sosial ekonomi yang membaik. Tingkat kemiskinan turun dari 9,03 persen pada Maret menjadi 8,57 persen pada September 2024. Sementara kemiskinan ekstrem turun hingga mendekati 0 persen, yaitu 0,83 persen. Pengangguran juga menurun menjadi 4,91 persen.
“Ini menggambarkan apabila APBN digunakan secara efektif selektif dan hati-hati kita akan terus mampu menjaga Indonesia dan terutama menjaga kelompok masyarakat yang paling rentan,” jelas dia.