Strategi Pemerintah Hadapi Bebas Tarif Impor AS: Fokus Dorong Ekspor Tekstil dan Manufaktur

Strategi Pemerintah Hadapi Bebas Tarif Impor AS: Fokus Dorong Ekspor Tekstil dan Manufaktur

Vonita Medium.jpeg

Selasa, 22 Juli 2025 – 21:54 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Inilah.com/Vonita).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Inilah.com/Vonita).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah mitigasi untuk menghadapi kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 0 persen. Menurutnya, sejumlah komoditas Indonesia saat ini sudah tidak dikenakan tarif saat masuk ke pasar AS.

Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan antara Indonesia dan AS, di mana produk AS mendapatkan tarif impor 0 persen, sementara ekspor produk Indonesia ke AS dikenakan tarif hingga 19 persen.

“Ya, berbagai komoditas kan sudah 0. Jadi sebetulnya impor kita dari Amerika seperti gandum dan yang lain-lain memang sudah 0,” ujar Airlangga kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).

Lebih lanjut, Airlangga optimistis pemerintah akan terus mendorong ekspor produk tekstil dan apparel untuk tetap bersaing di tengah kebijakan tarif resiprokal tersebut. Ia menyebut produk-produk dari dalam negeri masih memiliki daya saing harga di pasar global.

“Ya, kita akan terus mendorong tekstil, produk tekstil. Kemudian juga kita akan bicara apa namanya, furniture, sepatu, apparel. Kemudian juga kita punya produk seperti barang-barang manufaktur. Itu juga home appliance elektronik itu masih bisa masuk dengan harga segitu,” jelasnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel meminta industri dalam negeri memanfaatkan tarif sebesar 19 persen dengan meningkatkan nilai ekspor ke negara Amerika Serikat (AS).

Dia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo dan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang berhasil menurunkan tarif dari 32 persen ke 19 persen.

“Ini suatu keberhasilan yang harus kita apresiasi dan kita puji. Tinggal bagaimana memanfaatkan situasi ini untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, khususnya untuk produk-produk UMKM,” ujar Gobel kepada wartawan, Jakarta, Senin (21/7/2025).

Gobel mengatakan, dengan tarif resiprokal untuk Indonesia sebesar 19 persen tersebut maka Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara pesaing Indonesia dalam memasok produknya ke AS.

“Ini harus dimanfaatkan. Menteri-menteri harus bekerja keras menaikkan ekspor Indonesia ke AS. Jangan sampai keuntungan ini terbuang percuma. Ada banyak produk UMKM dari Indonesia ke AS, misalnya furniture. Selain itu juga ada produk garmen, tekstil, dan alas kaki. Juga produk-produk hasil pertanian dan perkebunan. Perlu ada insentif untuk ekspor ke AS,” ucap dia.

Topik
Komentar

Komentar