Survei oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Research Institute menemukan pertumbuhan bisnis UMKM di seluruh Indonesia terus menunjukkan perbaikan, tercermin dari Indeks Bisnis UMKM yang meningkat pada triwulan I-2025.
Indeks Bisnis UMKM tercatat berada pada level 104,3 pada triwulan I-2025 atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 102,9 maupun triwulan IV-2024 yang sebesar 102,1.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (2/6/2025), mengatakan meskipun ekspansi UMKM membaik pada triwulan I-2025, namun para pelaku usaha masih menghadapi kendala seperti daya beli yang belum pulih sepenuhnya, naiknya harga barang input sektor industri pengolahan dan konstruksi, serta ketatnya persaingan di sektor perdagangan dan transportasi.
BRI mencatat kenaikan kinerja bisnis UMKM pada triwulan I-2025, tidak terlepas dari pengaruh Ramadhan dan Idul Fitri yang mendorong lonjakan permintaan dan harga, didukung oleh adanya tunjangan hari raya (THR) dan bantuan sosial (bansos) yang memperkuat daya beli masyarakat.
Selain itu, panen raya tanaman pangan di beberapa sentra produksi yang ditopang harga jual yang menarik sehingga mendorong kinerja sektor pertanian meningkat signifikan dari kuartal sebelumnya.
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis UMKM yang meningkat, kondisi likuiditas pada triwulan I 2025 juga ikut membaik. Rentabilitas juga menunjukkan perbaikan dengan indeks di atas 100, didorong oleh kenaikan omset usaha.
Akan tetapi, perbaikan rentabilitas relatif terbatas akibat naiknya harga barang input atau barang dagangan, terutama pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
Dilihat dari komponen penyusunnya, hampir semua komponen Indeks Bisnis UMKM naik dan berada di atas 100, kecuali volume produksi (99,2). Kenaikan tertinggi dan indeks tertinggi terjadi pada rata-rata harga jual (116,0), didorong oleh lonjakan harga menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Selanjutnya, apabila dilihat secara sektoral, hampir semua sektor masih ekspansif, kecuali sektor pertambangan dan penggalian, sektor konstruksi, serta sektor hotel dan restoran.
Dalam hasil survei BRI, pelaku UMKM memperkirakan pertumbuhan yang lebih moderat pada triwulan II 2025 sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi Bisnis yang turun ke 119,2 dari 120,4, namun tetap di atas 100.
Moderasi pertumbuhan pada triwulan II 2025 didorong faktor normalisasi permintaan dan produksi pada sektor manufaktur dan perdagangan pasca-Idul Fitri, serta daya beli konsumen yang belum pulih dalam waktu dekat.
Selain itu juga didorong oleh naiknya harga barang input sektor industri dan konstruksi, serta prospek ekonomi yang diperkirakan tumbuh lebih lambat pada 2025.
Sejalan dengan bisnis UMKM yang masih mengalami ekspansi, sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum tetap baik, tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM triwulan I 2025 yang berada pada level 114,1.