Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, realisasi belanja negara pada 2024 tumbuh 7,6 persen. Atau setara Rp3.359,8 triliun
Pada 2024, Sri Mulyani bilang, penguatan transfer ke daerah untuk meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi kesenjangan antar wilayah, serta mendorong kemandirian fiskal daerah.
“Dengan berbagai program tersebut, realisasi belanja tahun 2024 mencapai Rp3.359,8 triliun, hal ini berarti tumbuh 7,6 persen dibandingkan dengan belanja 2023,” tutur Sri Mulyani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
Ia menyebutkan, belanja negara pada 2024, diarahkan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting.
Berbagai pendekatan multisektor dan program terarah dilakukan untuk menjangkau kelompok masyarakat yang paling rentan dan membutuhkan.
“Ini ditujukan untuk melindungi masyarakat menjaga stabilitas dan mendukung program pembangunan nasional, serta agenda nasional termasuk pemilu,” kata dia.
Sementara itu, Sri Mulyani mengklaim angka kemiskinan menurun hingga 9,03 persen pada Maret 2024. Dan pada September menurun ke 8,57 persen.
“Kemiskinan ekstrem menurun dengan capaian mendekati 0 atau 0, 83 persen. Tingkat pengangguran juga menurun menjadi 4,91 persen pada Agustus 2024,” tandasnya.
Pada 2024, kata Sri Mulyani, pemerintah memberikan berbagai insentif melalui instrumen fiskal, baik melalui subsidi, kompensasi, bantuan sosial juga stabilitas harga. Tujuannya untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi kemiskinan.
Beberapa program yang dikucurkan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar dan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional. Selain itu, pemerintah mendorong kinerja pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan subsidi bunga.
Sri Mulyani memastikan, APBN 2024 digunakan untuk berbagai kebutuhan pembangunan infrastruktur, penguatan kualitas SDM, hilirisasi Sumber Daya Alam, mempercepat penurunan angka kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting.
“Dengan berbagai program tersebut, realisasi belanja tahun 2024 mencapai Rp 3.359,8 triliun. Hal ini berarti tumbuh 7,6 persen dibandingkan tingkat belanja 2023,” imbuh Sri Mulyani.
Angka kemiskinan menurun dari 9,03 persen pada Maret 2024, menjadi 8,57 persen pada September 2024. Kemudian angka kemiskinan ekstrem juga menurun dengan capaian mendekati 0, yaitu 0,83 persen.