Tak Punya Empati ke Rakyat, Bahlil Mestinya Copot Misbakhun dari Ketua Komisi XI DPR

Tak Punya Empati ke Rakyat,  Bahlil Mestinya Copot Misbakhun dari Ketua Komisi XI DPR


Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Bahlil Lahadalia tampaknya sudah sangat geram dengan sikap Ketua Komisi XI DPR yang juga kadernya, Mukhamad Misbakhun. Bahkan menurutnya, bila ingin dicontoh oleh kader lagi, maka Bahlil harusnya langsung saja mengganti Misbakhun dari posisinya di pimpinan komisi.

“Bahlil sudah semprit Misbakhun, semestinya Bahlil sebagai Ketum langsung melakukan aksi nyata sebagai contoh bagi kader lainnya. Tetapi sempritan Bahlil dapat diartikan peringatan keras dalam sifatnya lisan. Argumentasi Bahlil untuk melakukan pencopotan terhadap kadernya Misbakhun ini, itu hal benar,” tutur Efriza kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/4/2025).

Jika Misbakhun tidak dipecat setelah pernyataan Bahlil, lanjut dia, maka sikap Bahlil dari pernyataannya hanya dikategorikan sebagai peringatan keras lisan kepada Misbakhun.

Sebab menurutnya, Misbakhun sudah tidak menunjukkan kepedulian yang tinggi untuk kepentingan negaranya di tengah negara ekonominya sedang tidak baik-baik saja, juga teguran dan sindiran keras Bahlil kepada Misbakhun, artinya Bahlil sudah ditingkat geram karena perilaku Misbakhun, karena dampaknya dapat membuat citra Golkar sebagai partai yang terus berjuang bersama rakyat jadi diragukan.

“Yang ada citranya kader Golkar lari dari upaya mengatasi rupiah yang anjlok,” ucap dia.

Tak hanya itu, Efriza menyebut tindakan Misbakhun jelas tidak berempati terhadap kondisi negara. Semestinya ia sebagai Ketua Komisi XI DPR menunjukkan sikap kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.

“Ia semestinya mencurahkan pikirannya untuk mewakili rakyatnya mengatasi masalah negeri ini, dengan memikirkan gagasan maupun kolaborasi dengan pemerintah untuk menstabilkan mata uang,” tegas Efriza.

Argumentasi dirinya yang mengutamakan kepentingan negara, semestinya dilakukan dengan sikap tegas sejak awal dengan membatalkan keikutsertaannya dalam kegiatan lari marathon.

“Bukan baru diungkapkan ketika dibatalkan kegiatannya, karena disemprit oleh Ketum Golkar dan kemudian menyatakan kepentingan negara diutamakannya. Ini jelas tidak tepat malah pernyataan ambigu terkait antara sikap dan pernyataan, juga semakin menunjukkan ia lebih memikirkan citra dirinya dimata Ketum Golkar, ketimbang bekerja sepenuh jiwa untuk rakyatnya,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sempat menyindir kadernya, Mukhamad Misbakhun yang tak hadir di dalam acara Halal Bihalal Golkar, Rabu (16/4/2025) malam ini. Para kader yang ada, kompak mengatakan bahwa Ketua Komisi XI itu sedang mempersiapkan lari marathon.

“Misbakhun ini mana Misbakhun ya, Lagi lari? Bilang sama dia sekarang Golkar tidak membutuhkan pelari. Yang golkar butuhkan pemikir ekonomi yang setiap saat harus ada di Jakarta untuk dimintai pendapatnya, gitu?” kata Bahlil dalam sambutannya di DPP Golkar, Jakarta Barat, Rabu (16/4/2025).

Dia pun mempertanyakan prioritas Misbakhun saat ini. Sebab, menurut Bahlil banyak jajarannya di Komisi XI DPR tengah menunggu gagasan yang akan dibawa untuk Indonesia ke depan.

“Tapi kalau masih ingin berlari tanyakan, mana prioritas lari atau penugasan di komisi? Karena banyak anggota komisi XI yang tunggu barang ini, kira-kira begitu ya, kita fair saja enggak apa-apa,” tuturnya.

Bahlil meminta kadernya untuk tidak menyepelekan jabatan yang sedang diemban saat ini. Dia pun mengibaratkan bahwa amanah yang besar tidak akan datang begitu saja

“Jangan kita artikan jabatan itu adalah barang yang datang dari sananya, seperti mohon maaf ya, mohon maaf sekali lagi ini barang bukan barang warisan jabatan ini,” tegas Bahlil.

Menteri ESDM itu berharap kesempatan yang ada saat ini dapat dijadikan oleh kader sebagai sebuah kompetisi terbuka.

“Sesama anggota fraksi sesama pengurus, sesama kader supaya apa ada rasa memiliki ada rasa tanggung jawab dan rasa mencintai gitu,” tuturnya.

“Jadi pasti setelah keluar, keluar dari sini anggota komisi XI sudah main barang ini, dan mungkin itu terjadi bukan hanya di komisi XI, di komisi lain pun ada gerakan tambahan, dan cara cara itu pernah kita lakukan bersama-sama,” sambung Bahlil.
 

Komentar