Pelatih Jose Mourinho (Foto: Getty images)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pelatih legendaris asal Portugal, José Mourinho, tak kuasa menahan emosinya saat mengenang mendiang Diogo Jota. Dalam sebuah wawancara penuh haru di saluran televisi Portugal, Channel 11, Mourinho menyampaikan duka mendalam atas kepergian tragis mantan penyerang Liverpool itu.
Jota, yang wafat dalam kecelakaan mobil saat menuju Santander, Spanyol, tengah dalam perjalanan kembali ke Inggris untuk bergabung dengan pramusim The Reds.
Ia baru saja menikmati momen-momen terindah dalam hidupnya: meraih gelar juara Premier League bersama Liverpool, memenangkan UEFA Nations League bersama Portugal, dan menikahi kekasih masa kecilnya, Rute—hanya dua minggu sebelum musibah terjadi.
“Saya tidak mengenalnya secara pribadi, tapi saya merasa sangat mengenalnya. Agen kami sama, dan semua orang yang bekerja dengannya selalu berbicara penuh kasih tentang dia,” ujar Mourinho sambil berkaca-kaca.
Mourinho mengenang dua momen dirinya bertemu langsung dengan Jota—saat laga Tottenham vs Wolverhampton dan saat acara federasi sepak bola Portugal “Gala das Quinas”. Namun lebih dari itu, kata Mourinho, Jota telah menyentuh banyak hati lewat sikapnya yang rendah hati dan ketulusan dalam sepak bola.
“Dia bukan hanya pemain. Dia adalah anak yang luar biasa, sosok keluarga, orang yang dicintai oleh semua orang di sekitarnya. Saya masih tidak bisa memahami mengapa hal ini bisa terjadi. Mungkin baru bisa saya pahami dalam 40 atau 50 tahun ke depan,” kata pelatih Fenerbahçe itu dengan suara bergetar.
Mourinho juga mengenang insiden serupa di awal kariernya bersama Porto saat bekerja di bawah Sir Bobby Robson. Salah satu pemain muda kesayangan mereka, Rui Filipe, meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.
Menurut Mourinho, tim saat itu justru semakin kompak dan akhirnya menjadi juara, menjadikan memori sang pemain sebagai motivasi kolektif.
“Di Liverpool mereka akan berduka bersama. Tapi saya tahu mereka klub luar biasa. Diogo akan selalu menjadi bagian dari keluarga Anfield,” ujarnya.
Mourinho bahkan mengungkap bahwa Liverpool telah memensiunkan nomor punggung 20 milik Jota sebagai bentuk penghormatan abadi.
Jota meninggalkan istri yang baru dinikahinya dan tiga anak. Ia juga menjadi inspirasi karena kariernya dibangun dari perjuangan keras, bukan jalan instan.
Bagi Mourinho, Jota bukan hanya kehilangan bagi Liverpool atau Portugal, tapi juga bagi dunia sepak bola.
“Tak mudah bagi anak yang tumbuh tanpa banyak fasilitas untuk bisa menembus kasta tertinggi sepak bola. Tapi Jota melakukannya—dengan kerja keras, semangat, dan kebaikan hati. Dan itulah yang membuat kepergiannya begitu menyakitkan,” pungkas Mourinho.