Tayang Bareng Demon Slayer, Merah Putih: One For All Kena ‘Serbu’ Kritik Warganet

Tayang Bareng Demon Slayer, Merah Putih: One For All Kena ‘Serbu’ Kritik Warganet


Dua film animasi beda dunia siap bertemu di layar bioskop Indonesia pekan ini: Merah Putih: One For All dan Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle Part 1.

Satu mengusung semangat nasionalisme dengan bendera pusaka sebagai inti cerita, satunya lagi hadir dengan kualitas animasi kelas dunia dari studio Ufotable yang sudah memecahkan rekor box office Jepang. Namun, reaksi penonton terhadap keduanya tampak jauh berbeda.

Film animasi lokal Merah Putih: One For All yang digarap Perfiki Kreasindo menjadi perbincangan hangat di media sosial jelang rilisnya pada 14 Agustus 2025. 

Bukan karena ceritanya, melainkan kualitas visual yang menuai kritik warganet, meski disebut menelan biaya produksi hingga Rp 6,7 miliar.

Film ini disutradarai Endiarto dan Bintang, serta diproduseri Toto Soegriwo. Melalui akun Instagram pribadinya, Toto mengungkap produksi dilakukan kurang dari satu bulan agar tayang tepat pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Namun, warganet mempertanyakan proses produksi yang dinilai terlalu singkat. Konten kreator YouTube Yono Jambul menyebut beberapa aset film dibeli dari marketplace seperti Daz3D, termasuk latar “Street of Mumbai” yang dianggap tidak sesuai nuansa lokal.

Kritik semakin tajam karena aset karakter dan latar disebut hanya seharga belasan dolar, tetapi total biaya produksi diklaim miliaran rupiah. 

upload_ef843d23bc6f7889a472fb7b8e23805c_dfea3bb3-04e0-4fc4-923c-3a949ad2a241.jpg

Perbandingan pun muncul dengan anime populer seperti One Piece atau Demon Slayer yang per episodenya menelan biaya sekitar Rp 1,8 miliar, namun mendapat pujian kualitas.

Poster Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - The Movie: Infinity Castle Arc Chapter 1: Akaza Returns. (Foto: ufotable)

Menanggapi kritik, Toto Soegriwo melalui Instagram memilih santai. “Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain,” tulisnya.

Merah Putih: One For All bercerita tentang delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka menjelang upacara 17 Agustus. 

Konflik dimulai ketika bendera hilang tiga hari sebelum upacara, memaksa mereka bersatu menembus rintangan demi mengibarkannya di hari kemerdekaan.

Film ini akan bersaing di layar lebar dengan rilis besar seperti Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – Infinity Castle Part 1 yang tayang sehari setelahnya, 15 Agustus 2025.

 

Komentar