Terima 2.668 Pengaduan, Menkes Budi Ungkap RS Hasan Sadikin Tertinggi Kedua Soal Perundungan PPDS

Terima 2.668 Pengaduan, Menkes Budi Ungkap RS Hasan Sadikin Tertinggi Kedua Soal Perundungan PPDS


Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mulanya mengungkapkan, sejak 2023 sudah mengamati berbagai masukan dari para peserta didik dan orang tua, mengenai berbagai kasus perundungan atau bullying pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

“Ini kalau tidak salah ada kejadian di Medan yang pertama, karena ada PPDS yang memukuli pasiennya, sesudah kita kejar ternyata karena PPDS-nya stress. Dari situ kita melihat ada masalah kemudian kita bentuk tim khusus, lalu kita keluarkan juga instruksi menteri dan ini mulai bergulirlah proses pengaduan mulai masuk secara formal,” tutur Budi saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025).

Ia menyatakan ada dua jalur pengaduan, yakni melalui Kemenkes dan melalui majelis disiplin profesi. Sejak Juni 2023 Budi menuturkan sudah ada 2.668 pengaduan yang masuk dengan 632 di antaranya merupakan kasus perundungan. Perundungan yang dilakukan adalah secara verbal melalui pembicaraan di dalam grup WhatsApp atau jaringan komunikasi (jarkom).

“Jadi di para PPDS ada jarkom yang terdiri dari senior dan junior. Memang kalau kita lihat bahasanya super kasar dan ini terjadi di seluruh cross sentra pendidikan dan cross seluruh prodi,” ujarnya.

“Kemudian ada juga yang fisik, biasanya di Jarkom diminta misalnya dia melakukan pelanggaran, harus ngunyah cabe di-share di jarkom, harus push up, harus minum telor mentah atau dia harus berdiri di tengah selama 7 jam di video atau di foto. Nah ini hampir di seluruh pengaduan itu ada,” sambungnya.

Budi mengklaim sudah ada ratusan bukti yang coba dikumpulkan oleh Irjen Kemenkes. Bukti perundungan ini pun dibagi kembali berdasarkan dimana tempat perundungan terjadi, seperti RS milik Kemenkes, di RS lainnya dan di RS fakultas kedokteran (FK).

“Ini adalah RS yang pengaduannya masuk ke kita. Jadi yang paling tinggi di RS Kemenkes adalah Kandou Manado 77, Hasan Sadikin 55, IGNG Ngoerag 42, Sardjito 36, Cipto Mangunkusumo 32, Hoesin Palembang 29, Kariadi 28, Adam Malik 27, dan M. Djamil 22,” katanya.

Sementara itu, dari RSUD yang paling banyak ada Zaina Abidin Banda Aceh 31, Moewardi Surakarta 21, Saiful Anwar Malang 10. RS universitas yang mendapat pengaduan perundungan tertinggi adalah RS Universitas Diponegoro Semarang 10, Universitas Kristen Indonesia 3, Universitas Airlangga 3. RS lainnya yakni RS swasta 19, puskesmas 3, RS TNI/Polri 2.

“FK Universitas ada Universitas Hasanuddin 8, Universitas Syah Kuala 8, Universitas Andalas 8, Universitas Airlangga 7, dan Universitas Brawijaya 6,” ungkap Budi.

“Kalau dibagi berdasarkan prodi, yang paling banyak pengaduannya adalah penyakit dalam, kemudian bedah, anestesi, obgyn, anak,” sambungnya.

Sementara itu, Budi juga mengungkapkan hukuman yang sudah diberikan pihaknya terhadap direksi di RS Kemenkes sejak 2023, berupa teguran tertulis kepada 10 direksi dan pemecatan terhadap seorang Plt Dirut.

“Kemudian 7 Ketua KSM juga mendapat teguran tertulis, satu pemberhentian. Kita juga memberikan laporan ke Kemenristekdikti,” tandasnya.

Komentar