Belum usai kasus pelecehan seksual oleh dokter PPDS, kini dunia medis kembali diguncang dengan insiden kekerasan fisik di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Seorang peserta PPDS anestesi Universitas Sriwijaya (Unsri) dilaporkan mengalami pendarahan setelah ditendang pada bagian testis oleh konsulen di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Kabar tersebut pertama kali mencuat melalui unggahan akun Instagram @ppdsgramm yang memuat tangkapan layar percakapan soal kekerasan tersebut. Disebutkan, korban mengalami nyeri hebat dan harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan hasil USG menunjukkan memar dan pendarahan pada testis.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Aji Muhawarman, membenarkan kejadian tersebut.
“Kami sudah dapat laporan dari rumah sakit bahwa betul itu terjadi,” kata Aji, Selasa (22/4/2025).
Meski membenarkan insiden, Aji belum menjelaskan lebih lanjut soal kronologi kejadian, identitas pelaku, maupun korban karena masih dalam proses pendalaman. Ia menyebut Kemenkes akan menunggu hasil penyelidikan aparat penegak hukum untuk menentukan langkah lebih lanjut.
“Kami pastikan dulu kronologinya seperti apa, penanganan di rumah sakit seperti apa, itu kami dalami dulu sebelum mengambil langkah,” ujar Aji.
Kasus kekerasan ini menambah daftar panjang persoalan dalam sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Sebelumnya, kasus pelecehan seksual oleh dokter PPDS Priguna Anugrah di RSHS Bandung memicu desakan evaluasi sistemik terhadap pola pendidikan, jam kerja berlebihan, hingga relasi kuasa dalam dunia kedokteran spesialis.