Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegaskan pentingnya membangun desa berbasis nilai spiritual, sejarah, dan pendidikan sebagai fondasi menyongsong Indonesia Emas 2045. Dalam sambutannya saat penandatanganan MoU Program Raden Mas 2045 di Desa Sindanglaya, Kabupaten Serang, Minggu (1/6/2025), UAH menyebut Banten sebagai “pakunya Indonesia” yang siap kembali menjadi negeri berkemajuan.
UAH mengajak semua pihak, khususnya pejabat daerah dan Kementerian Desa dan PDT, untuk meneladani kejayaan masa lalu Banten sebagai pelabuhan penting dunia dan pusat pendidikan Islam.
“Saya datang bukan sekadar menandatangani MoU, tapi ingin mengembalikan kejayaan Banten. Dulu dari Serang sudah ada tokoh yang kuliah hingga Belanda. Ini negeri hebat yang mesti bangkit lagi,” ujar UAH.
Ia menyinggung pentingnya mengintegrasikan kekuatan iman, ilmu, dan teknologi. Dalam program Raden Mas 2045 (Rancangan Desa Negara Emas), Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) menggagas tiga pilar utama: spiritualitas, ketahanan pangan, dan digitalisasi desa.
Dalam kesempatan itu, UAH juga meluncurkan inisiatif beasiswa penuh ke Timur Tengah bagi 20 pemuda terbaik dari 20 desa di Kabupaten Serang. Beasiswa ini mencakup jenjang S1 hingga S3 tanpa biaya.
“Ini langkah konkret. Saya minta dalam dua pekan nama-nama sudah terkumpul. Bahasa Arabnya lancar, pulangnya membangun Banten,” katanya.
Di sektor pangan, UAH mengenalkan konsep “desa tematik” berbasis komoditas unggulan seperti desa cabai, desa tomat, dan desa padi. Ia juga memperkenalkan inovasi seperti Si Opung (Solusi Olah Padi Terapung) dan Si Cepot (Cepat Panen via Pot), hasil riset dari tim Quantum Akyar.
Program ini akan dilengkapi dengan aplikasi digital Klik ADI (Aplikasi Desa Indonesia) yang memudahkan warga memantau kinerja pemerintah desa, pengelolaan anggaran, hingga berinteraksi langsung dengan kepala desa.
UAH menutup sambutan dengan penegasan bahwa kebangkitan desa bukan sekadar proyek, tapi bentuk ibadah dan dakwah kebangsaan.
“Desa yang unggul bukan hanya sawahnya subur, tapi juga manusianya tangguh, hafal Qur’an, dan siap menjemput kejayaan Indonesia.”
Sebagai simbol awal kemajuan, UAH mengumumkan akan menghadiahkan satu ekor sapi kurban untuk Desa Sindanglaya jelang Idul Adha.