Wamenhut Sulaiman Terjun Langsung ke Riau, 4.449 Titik Panas Terpantau

Wamenhut Sulaiman Terjun Langsung ke Riau, 4.449 Titik Panas Terpantau

Ikhsan Medium.jpeg

Senin, 21 Juli 2025 – 21:56 WIB

Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar. (Foto: Dok. Kemenhut)

Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar. (Foto: Dok. Kemenhut)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Panasnya api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau seolah tak ada habisnya. Namun, pemerintah tak tinggal diam. Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar bersama Kepala BNPB dan jajaran kementerian/lembaga langsung tancap gas, meninjau lokasi terdampak karhutla.

Ini bukan sekadar kunjungan, melainkan respons cepat atas kondisi darurat yang mendera Bumi Lancang Kuning.

Dalam lawatan tersebut, Sulaiman menegaskan komitmen penuh pemerintah. Semua sumber daya, katanya, akan dimaksimalkan untuk mengendalikan amukan si jago merah. Patroli pencegahan, lanjut Sulaiman, terus diperkuat. Skemanya lewat Patroli Terpadu yang melibatkan Manggala Agni, TNI, Polri, hingga Masyarakat Peduli Api (MPA).

“Patroli kini dilaksanakan di sembilan posko desa yang tersebar di Bengkalis, Dumai, Indragiri Hilir, Kampar, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Siak. Selain itu, patroli mandiri juga berlangsung di 19 desa lainnya,” ujar Sulaiman, dikutip Senin (21/7/2025).

Asap Mulai Minggat, tapi Ancaman Tetap Ada

Di sisi lain, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kehutanan Kementerian LHK, Dwi Januanto Nugroho, membawa kabar yang sedikit melegakan. Kondisi sebaran asap akibat karhutla di Riau saat ini mulai membaik.

Pantauan Satelit Himawari yang dianalisis BMKG menunjukkan, asap lintas batas yang sempat terdeteksi pada 19 Juli di wilayah Rokan Hilir, kini telah menghilang.

Dwi menjelaskan, memang Riau itu ‘langganan’ kiriman asap ke negara tetangga, terutama saat musim kemarau. Faktor geografis dan arah angin dari tenggara atau barat daya ke barat laut/timur laut jadi penyebabnya.

Upaya mitigasi juga tak kalah gencar. Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang digeber BNPB, BMKG, dan mitra swasta terus berjalan. Hingga kini, sudah 14 sortie penyemaian awan dilakukan.

Sebanyak 12.600 kg NaCl alias garam dapur sudah disemai. OMC ini tak cuma di Riau, tapi juga merambah Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Rokan Hilir Jadi Episentrum Hotspot

Data Sistem Pemantauan Karhutla (SiPongi) Kementerian LHK per 20 Juli 2025 menunjukkan angka yang mencengangkan: 4.449 hotspot atau titik panas terpantau di Riau. Juli menjadi bulan paling panas dengan 3.031 titik.

Konsentrasi tertinggi? Di Rokan Hilir dengan 1.767 titik. Disusul Rokan Hulu (1.114 titik) dan Dumai (333 titik).

Luas lahan terbakar periode Januari-Mei 2025 sudah mencapai 751,08 hektare. Ironisnya, 96,23 persen di antaranya adalah lahan gambut yang memang sangat rentan terbakar.

Dari total tersebut, hanya 2,19 persen yang berada di kawasan hutan, sisanya di tutupan non-hutan. Berdasarkan fungsi kawasan, 14,22 persen kebakaran terjadi di kawasan hutan dan 85,78 persen di areal penggunaan lain (APL).

“Situasi iklim dan cuaca saat ini memerlukan perhatian serius. Sinergi lintas sektor sangat penting untuk mencegah karhutla semakin meluas,” tegas Sulaiman.

Upaya pemadaman terus digeber habis-habisan oleh Manggala Agni, BPBD, Dinas Kehutanan, TNI, Polri, RPK Pertamina Hulu Rokan, serta MPA. Sebanyak 120 personel Manggala Agni telah dikerahkan dari berbagai Daops di Sumatera, termasuk bantuan dari Jambi dan Sumatera Selatan.

Pemerintah berjanji akan terus menjaga lingkungan, melindungi kesehatan masyarakat, dan mencegah dampak yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun lintas batas negara.

Topik
Komentar

Komentar